BIMA, Warta NTB – Sejumlah petani Desa Nata, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima melakukan aksi blokir jalan di ruas jalan Lintas Nata Palibelo, Sabtu (5/1/2019).
Aksi blokir jalan dilakukan warga, lantaran kecewa akibat melonjaknya harga pupuk yang dijual pengecer di desa setempat melebihi batas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang mencapai Rp 200 ribu per sak. Warga memblokir jalan menggunakan belasan sepeda motor sehingga membuat akses jalan tersebut macet total.
M. Subhan salah satu petani Desa Nata menjelaskan, aksi blokade jalan dilakukan warga karena adanya kenaikan harga pupuk bersubsidi yang diduga dinaikan secara sepihak oleh distributor atau pengecer yang mencapai harga Rp 200 ribu per sak.
“Kenaikan harga pupuk, entah dilakukan oleh distributor atau permainan pengecer kami belum tahu pasti, tetapi yang jelas petani tidak terima dengan kenaikan seperti itu. Dan jangan salahkan kami, jika terjadi reaksi seperti ini,” tegasnya.
Pantau wartawan di lokasi, Kepala Desa Nata Muhtar Ahmad memberikan pemahaman kepada wargannya agar membuka akses jalan karena meyebabkan kemacetan.
Kepada warga, Muhtar menyampaikan, dirinya telah melakukan komunikasi dengan distributor dan memastikan, harga pupuk yang mencapai Rp 200 ribu itu akan diturunkan seperti semula dengan harga Rp 145 ribu per sak.
“Saya atas nama Kepala desa Nata sudah melakukan komunikasi dengan distributor harga pupuk yang kisaran Rp 200 ribu akan turun seperti semula,” ungkapnya.
Setelah mendengarkan arahan dan penjelasan Kades, warga pun paham dan membuka blokade jalan. Aksi blokade jalan berakhir sekitar pukul 11.30 Wita dikawal Babinsa dan Babinkantibmas berlangsung aman dan tertib.
Kepala UPT Pertanian Palibelo Hanafi Sp yang dikonfirmasi terpisah mengatakan, terkait adanya kenaikan harga pupuk, pihaknya sudah melakuka komunikasi dengan distributor pupuk.
“Terkai adanya kenaikan harga pupuk kami sudah melakukan komunikasi dengan distributor dan Dinas Pertanian Kabupaten Bima dan Alhamdulillah sudah ada informasi dari distributor dan harganya turun seperti semula,” ungkapnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak distributor dan pengecer belum memberikan keterangan terkait adanya kenaikan harga pupuk yang diprotes oleh para petani tersebut. (WR-Man)