“Sebelum penutupan, ada 25 penerbangan yang harus dibatalkan, setelah notam 26 penerbangan dibatalkan. Bahkan maskapai Garuda Indonesia dan Air Asia sudah lebih dulu membatalkan penerbangan,” kata General Manager Angkasa Pura I Lombok Internasional Airport (LIA) I Gusti Ngurah Ardita saat konferensi pers di Praya, Lombok Tengah, Minggu (26/11/2017).
Ardita menuturkan, pembatalan penerbangan akibat penutupan LIA ini untuk seluruh rute penerbangan baik domestik dan internasional dari dan menuju bandara. Di antara rute-rute tersebut adalah Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Makassar, Balikpapan, Denpasar, Sumbawa, dan Bima, termasuk dua penerbangan internasional dari Kuala Lumpur dan Singapura.
“Dalam sehari ada 104 pergerakan pesawat di LIA,” terangnya.
Penutupan operasional LIA setelah diterbitkan notam (catatan peringatan penerbangan) B 8868/17 yang dikeluarkan pukul 17.55 Wita. Aspek safety atau keselamatan penerbangan, menjadi faktor pertimbangan utama sehingga operasional LIA harus ditutup.
“Penutupan ini berlangsung hingga Senin pagi atau pukul 06.00 Wita,” katanya.
Dasar diterbitkannya notam sendiri, lanjut Ardita hasil analisis pengamatan satelit, pengamatan kondisi jalur penerbangan dari Airnav Bali, paper test dan alat dari BMKG, tapi dari pengamatan tidak nampak debu vulkanik.
“Airnav Bali jalur ke Lombok dan pengamatan debu sudah cukup padat di atas Lombok. Atas dasar itulah kami lakukan pertemuan untuk terbitkan Notam,” jelasnya.
Namun demikian, pihaknya akan tetap memonitor situasi yang ada hingga kondisi areal bandara dan penerbangan benar-benar baik.
“Kalau tetap tidak bagus, penutupan bandara akan diperpanjang. Tetapi kalau dirasa sudah cukup baik, operasional bandara pada pukul 06.00 Wita sudah bisa kembali normal. Tapi semua tergantung kondisi cuaca,” ucap Ardita. (ant)