BIMA, Warta NTB – Setelah sempat disorot publik dan ditegur langsung oleh Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri, Pelaksana proyek pembangunan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Woha, Kabupaten Bima siap memperbaiki kualitas pekerjaan.
“Setelah disorot publik dan ditegur Bupati Bima kami langsung melakukan evaluasi dan memperbaiki pekerjaan,” kata Muhammad Makdis ST Direktur PT. Risalah Jasa Konstruksi selaku pelaksana pembangunan PKM Woha.
Makdis menjelaskan, setelah ditegur Bupati pada hari itu langsung turun Tim Pengawal, Pengamanan Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D), Tim Pengawas dari PTP, Tim Pengawas dari Konsultan, Tim Monev, Legislatif, dan Kabag AP.
“Pada saat itu, Tim menyimpulkan pekerjaan harus dibongkar karena dinilai tidak bagus, kami pun langsung membongkar dan memperbaiki pekerjaan sesuai instruksi dan arahan Tim Monev,” ungkap pria yang biasa dipanggil Dedi ini.
Dedi mengakui memang pada awal pekerjaan mengalami beberapa kendala karena kondisi sosial dan permintaan kearifan lokal. Saat itu, masyarakat meminta pengadaan material dan bahan dari warga sekitar.
“Kami pun berupaya membijaksanai dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada, walaupun harus menerima resiko adanya kendala. Tapi itulah upaya yang kami lakukan untuk memanfaatkan sumberdaya lokal,” kata Dedi, Kamis (19/10/2018).
Dengan adanya kendala dan teguran dari Bupati, Ia berjanji akan memperbaiki pekerjaan sesuai bestek dan mutu yang diharapkan. Bahkan Ia berjanji akan memperbaiki pekerjaan dari yang dinilai terburuk menjadi yang terbaik.
“Okelah, saat ini masih tahap mengerjaan, apapun kesalahan masih bisa diperbaiki, jika dianggap salah kami siap memperbaiki, Nanti kita lihat saja hasil akhirnya, kami akan jadikan PKM Woha dari yang terburuk menjadi yang terbaik,” kata Dedi Optimis.
Menurut Dedi, pernyataanya tidak hanya isapan jempol semata karena dengan ada kendala semua kegiatan telah dievalusi, baik dari sisi material maupun pekerja. Material pasir diambil langsung dari Hodo dan para pekerja semuanya telah diganti sebanyak 42 orang ditambah 1 orang tenaga teknis.
“Dari masalah yang muncul menjadi cambukan buat kami untuk memperbaiki kesalahan yang ada. Semuanya telah dievaluasi baik dari bahan maupun pekerja. Sehingga bisa dilihat sendiri hasilnya sekarang,” terangnya.
Direktur PT. Risalah Jasa Konstruksi ini optimis pekerjaan yang dijadwalkan Juni s/d Desember 2018 ini mampu diselesaikan sesuai jadwal yang ditentukan.
“Masalah yang muncul menjadi konsekwensi yang harus kami terima, kami tetap bertanggung jawab dan Insya Allah pekerjaan ini mampu kami selesaikan tepat waktu,” ungkapnya optimis.
Selain disorot tentang kualitas fisik, hal lain yang disorot juga adalah adanya hutang material pasir yang belum terbayarkan, namun ia luruskan dengan menyebutkan persolan itu kemungkinan hanya salah paham karena dirinya merasa tidak pernah menunggak pembayaran material kepada penyuplai.
“Setiap materil yang masuk, kami langsung membayarnya pada salah satu warga setempat yang menjadi penyuplai barang, jadi masalah itu mungkin hanya kesalah pahaman saja,” terangnya.
Dedi berharap persoalan yang muncul di Puskesmas Woha agar tidak dibesar-beasarkan lagi karena ia dan keluarga besarnya merasa risih dan dirugikan dengan informasi yang beredar luas di masyarakat tersebut
“Saya mohon agar masalah ini tidak dibesar-besarkan lagi, apapun yang dianggap salah, kami siap memperbaikinya dan kami tidak akan lari dari tanggung jawab,” tandasnya. (WR)