Delegasi World Bank Belajar di Lombok Barat

1113
Delegasi World Bank (Bank Dunia) yang diwakili beberapa negara seperti Maroko, Kamboja, dan Timor Leste didampingi Bappenas mengunjungi Kabupaten Lombok Barat.

Giri Menang,Warta NTB – Delegasi World Bank (Bank Dunia) yang diwakili beberapa negara seperti Maroko, Kamboja, dan Timor Leste didampingi Bappenas mengunjungi Kabupaten Lombok Barat. Mereka sengaja datang untuk mempelajari proses penanganan kasus stunting di Lombok Barat.

Seperti yang diketahui, Kabupaten Lombok Barat menjadi yang pertama secara progress mampu menurunkan angka kasus stunting secara signifikan. Rencananya, para delegasi dari negara tetangga ini selanjutnya akan turun mengunjungi beberapa desa di Lombok Barat untuk melihat langsung proses para tenaga kesehatan bekerja yang nantinya akan diterapkan di negara mereka.

Kedatangan ketujuh belas orang delegasi tersebut disambut baik Sekda Lombok Barat H. Moh. Taufiq di Ruang Rapat Umar Madi Kantor Bupati Lombok Barat, Rabu (22/5/2019).

“Atas nama Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, kami mengapresiasi para delegasi yang memilih Kabupaten Lombok Barat sebagai tempat kajian mengenai stunting,” ungkap sekda sebelum selanjutnya dilanjutkan pemaparan oleh Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat H. Rachman Sahnan Putra.

Tahun 2017 lalu, pemerintah pusat menetapkan Kabupaten Lombok Barat bersama tiga daerah lain di Indonesia sebagai daerah percontohan penanganan kasus stunting. Pemerintah menilai program, terbosan, dan komitmen dari para kepala daerah tersebut sangat baik menghadapi stunting.

Angka kasus stunting di tahun 2007 di Lombok Barat adalah 49%. Dinas Kesehatan kemudian terus berinovasi menurunkan angka tersebut. Beberapa inovasi yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Lombok Barat diantaranya sensus terhadap seluruh balita di Lombok Barat, inovasi Gerakan Masyarakat Sadar Gizi (Gemadazi), Gerakan Masyarakat 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dan upaya penguatan sistem melalui e-Puskesmas, e-Pustu, e-Poskesdes dan e-Posyandu.

Dengan dukungan bupati serta keterlibatan lintas sektor, angka kasus stunting dapat turun menjadi 32% di tahun 2016. Data terakhir menunjukkan, pada Februari 2019, penurunan angka kasus stunting di Lombok Barat dapat ditekan menjadi 25,04%. Angka tersebut bahkan di bawah rata-rata nasional. Pemkab Lombok Barat melalui Dinas Kesehatan menargetkan, tahun 2020 mampu menurunkan angka stunting menjadi 15% sehingga target “Lombok Barat Bebas Stunting pada 2024” dapat tercapai.

“Dalam upaya penurunan stunting, kita berharap agar koordinasi lintas program dan lintas sektor semakin kuat dan efektif sehingga percepatan penurunan angka stunting di Lombok Barat semakin cepat. Hanya satu satunya cara, yaitu dengan konvergen (menitik pusatkan-red) seluruh program di Kabupaten Lobar dengan kuat,” tegas Rachman. (WR)