Minahasa, Wartantb.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan akan terus memangkas dan menyederhanakan perizinan supaya target 35.000 MW yang telah diberikan bisa tercapai. Namun, di tengah situasi perlambatan ekonomi global, ia mengaku tengah mengkalkulasi apakah target itu bisa tercapai atau tidak.
“Harus rekalkulasi lagi apakah dengan pertumbuhan ekonomi yang sekarang itu masih kira-kira 35.000 MW. Hitung-hitungan itu yang masih harus diselesaikan. Pertumbuhan kita meskipun pada kondisi yang baik tapi perlu hitung hitungan karena waktu 35.000 MW diatas 7%,” kata Presiden Jokowi usai meresmikan PLTP Lahendong Unit 5 & 6, dan PLTP Ulubelu Unit 3 di Kecamatan Tompaso, Kabupaten Minahasa, Selasa (27/12) siang.
PLTP Lahendong Unit 5 & 6 diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan listrik sekitar 20.000 rumah di Sulawesi Utara terpenuhi. Sedangkan PLTP Ulubelu Unit 3, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik di Lampung.
Menurut Presiden, dari 29.000 MW potensi PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) di Indonesia, yang telah direalisasikan saat ini baru mencapai 5 persen. Oleh karena itu, menurut Presiden, potensi sisanya 95% perlu dikerjakan karena ada potensi yang sangat besar sekali dan target kita 7.500 MW sampai tahun 2025.
Investasi Triliunan Rupiah
Tiga proyek infrastruktur pembangkit listrik tenaga panas bumi milik PT Pertamina (Persero) yang diresmikan perngoperasionalannya oleh Presiden Jokowi itu nilai investasinya mencapai 532,07 Juta dollar AS atau Rp 6,18 triliun.
Proyek-proyek tersebut meliputi PLTP Lahendong unit 5 dan 6 berkapasitas 2 x 20 MW di Tompaso, Sulawesi Utara. Proyek senilai 282,07 juta dolar AS atau setara dengan Rp3,3 triliun tersebut mulai dikerjakan sejak 5 Juli 2015 dengan target penyelesaian masing-masing Desember 2016 dan Juni 2017, namun sukses dikerjakan lebih cepat menjadi 15 September 2016 atau lebih cepat tiga bulan untuk unit 5 dan 9 Desember atau lebih cepat enam bulan untuk unit 6.
PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 yang menggunakan skema total project (hingga menghasilkan listrik) tersebut telah memperkuat sistem ketenagalistrikan Sulawesi dengan tidak kurang 20 ribu rumah tangga teraliri listrik. Selama pelaksanaan proyek menyerap tenaga kerja lokal tidak kurang dari 750 orang.
Proyek berikutnya adalah PLTP Ulubelu unit 3 dengan kapasitas 1 x 55 MW dan investasi US $250 juta yang setara dengan Rp2,88 triliun. Juga dengan skema total project, PLTP Ulubelu unit 3 ini mulai dikerjakan pada 5 Juli 2015 dengan target selesai Agustus 2016, namun berhasil masuk ke dalam sistem pada 26 Juli 2016 atau lebih cepat satu bulan. Proyek yang berlokasi di Tanggamus, Lampung ini telah menyerap tenaga kerja sekitar 2 ribu orang.
Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, proyek-proyek infrastruktur energi yang dibangun Pertamina diharapkan dapat memberikan efek berganda terhadap kehidupan ekonomi masyarakat, mulai dari teralirinya listrik, terbukanya lapangan kerja selama pelaksanaan proyek dan juga pascaproyek sebagai dampak dari tumbuhnya industri baru karena pasokan listrik yang lebih kuat.
“Sebagai BUMN energi, Pertamina sangat bangga dapat memberikan kontribusi terbaiknya untuk negara melalui penyediaan infrastruktur energi di seluruh Tanah Air,” ujar Dwi.
Saat meresmikan ketiga proyek tersebut, Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Selain itu tampak hadir Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian, dan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey. (UN/BPMI Setpres/ES)