BIMA, Warta NTB – Pertemuan tatap muka antara Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Desa Sie, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima yang difasilitasi Dinas Sosial Kabupaten Bima di aula Kantor Desa Sie, Senin (7/10/2019) ricuh.
Dalam pertemuan itu terjadi ketegangan antara Kasih PKH Dinas Sosial Ismut, SE dengan salah satu pemuda Desa Sie yang mempertanyakan munculnya surat pernyataan pengundurun diri penerima manfaat yang terkesan dipaksa oleh pendaping dan beberapa persolan terkait program PKH di Desa Sie.
Pantauan wartawan, keduanya nyaris adu jotos setelah tersulut emosi, beruntung aksi ini dapat dicegah setelah dilerai oleh beberapa orang warga yang hadir. Meski sempat tegang, namun petemuan tetap dilanjutkan.
Kasi dan beberapa orang rombongan dari Dinas Sosial mendengarkan berbagai keluhan yang diadukan para penerima manfaat yang kemudian dicocokan dengan tanggapan pendaping PKH Desa Sie Nuryati yang juga hadir dalam acara pertemuan tersebut
Kasih PKH Ismut menjelaskan, pertemuan digelar menyusul adanya aksi protes dan laporan yang disampakan Ibu-ibu KPM Desa Sie ke Dinas Sosial terkait munculnya surat pernyatan pengunduran diri yang katanya dipaksa oleh pendaping dan menyelesaikan perselisihan antara penerima manfaat dengan pendaping PKH Desa Sie.
“Kehadiran kami di disini untuk mencari solusi dan mencocokan informasi yang dikeluhkan Ibu-ibu dengan menghadirkan pendaping sehingga masalah yang disampaikan bisa diselesaikan,” katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Kasi PKH menjelaskan kepada para peserta yang hadir bahwa untuk keluhan dan pengaduan masyarakat terkait masalah PKH akan tetap ditindaklanjuti yang penting pengaduan tersebut harus disertai bukti-bukti yang jelas.
“Sebagai seksi yang menaungi program PKH, kami akan tetap menerima keluhan dan aduan masyarakat terkait program maupu pendamping, tetapi juga harus disertai bukti-bukti sehingga dengan bukti tersebut kami dapat mengambil tindakan terkait adanya persolan yang terjadi di lapangan,” terangnya.
Aksi protes yang dilakukan Ibu-ibu penerima PKH berawal dari adanya dugaan pemaksaan pengunduran diri yang dilakukan oleh pendamping sehingga membuat Ibu-ibu geram dan membuka persoalan baru terkait ulah pendamping.
Adapun beberapa persolan baru yang menjadi pengaduan KPM Desa Sie antara lain adanya dugaan pemotongan dana saat pencairan PKH, adanya penarikan ATM penerima baik yang masih aktif maupun yang telah meninggal dunia dan keluar daerah yang dilakukan pendamping.
Atas peristiwa itu sejumlah Ibu-ibu bahkan beberapa kali mendatangi kantor Dinas Sosial Kabupaten Bima, mereka meminta kejelasan nasib 37 orang yang telah membuat pernyataan dan meminta pendamping PKH Desa Sie agar menjelaskan berbagai persoalan yang terjadi.
Selama munculnya persolan tersebut bahkan selama tiga hari berturut Rabu-Jumat (2-4 Oktober 2019) pada minggu kemarin, Ibu-ibu yang berjumlah 30-40 orang ini mendatangi Kantor Dinas Sosial mendesak pihak dinas untuk segera menyelesaikan persolan mereka
Setelah penyampaian saran dan usul, pertemuan yang awalnya terlihat tegang ini berakhir dengan baik, masing-masing pihak saling meminta maaf baik antara Kasi dengan pemuda Desa Sie yang sebelumnya sempat bersitegang. (WR)