Serahkan Bantuan ke Lansia, Brigadir Agus Salim Menitihkan Air Mata

1229

BIMA, Warta NTB – Sosok Polisi Peduli Brigadir Agus Salim kembali menunjukan kepeduliannya dengan memberikan bantuan sembako kepada pasangan lansia yang tinggal di Desa Madaprama, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, Rabu (4/12/2019).

Pasangan lansia Abdul Hafid (91) dan istri merupakan salah satu warga kurang mampu. Mereka diperkirakan sudah 32 tahun menempati gubuk reot di atas tanah milik Pemda di desa setempat. Abdul Hafid sendiri merupakan warga asli bugis dan istrinya orang Madura.

Mereka dikaruniai 4 orang anak dan semuanya sudah menikah, tetapi anak-anak mereka juga hidup di bawah garis kemisikninan dan penghasilan pas-pasan.

Brigadir Agus menuturkan, setelah beberapa kali melihat kondisi tempat tinggalnya. Hati saya terpanggil untuk membantunya.

“Usai apel pagil di Mapolres Dompu saya langsung bergegas membelikan sembako dan membawakan bantuan ke rumah pasngan lansia jompo tersebut,” ungkapnya, Rabu siang.

Dari penuturan sang kakek, ia dan istrinya sudah 30 tahun lebih tinggal di atas tanah melik pemda, seiring berjalannya waktu gubuk yang ditempati pun sudah reot dimakan usia. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari di usiannya yang senja. Istri sang kakek hanya menjadi pemulung dan membantu menyuci di rumah tengga.

“Dari bekerja sebagai pemulung istrinya hanya bisa mendapatkan penghasilan Rp 10-15 ribu perhari dan uang itulah yang mereka pakai untuk makan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Istrinya juga menjadi pembantu nyuci di rumah tetangga itupun kalau ada panggilan,” katanya.

Brigadir Agus Salim mengaku sangat sedih dan prihatin melihat kondisi pasangan lansia tersebut. Dimana di usia mereka yang telah senja, mereka harus berusaha dan bekerja untuk memnuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Dari penuturan kake Hafid, selama 30 tahun lebih tinggal di gubuk reot mereka tidak pernah mendapat bantuan apa-apa dari pemerintah, walau mereka sendiri sangat membutuhkan bantuan itu.

“Jujur saat saya menyerahkan bantuan dan pulang menuju kos menitihkan air mata. Saya membayangkan seandainnya ini terjadi pada keluarga saya karena masih ada lansia dan orang-orang yang hidup di bawah garis kemiskinan yang luput dari perahatian pemerintah dan perhatian kita bersama,” ujarnya.

Oleh karena kita berharap agar ada uluran tangan kita semua khususnya pemerintah dan pihak terkait untuk bisa memberikan bantuan kepada kakek ini karena di usiannya yang senja mereka juga membutuhkan perhatian pemerintah.

Selain itu, satu pesan yang saya dapat dari kakek ketika hendak meninggalkan gubuk miliknya. Meski tuhan telah emberi nasib kepadanya, tetapi ia tetap tegar menghadapinya dengan sabar dan tabah karena akan ada hati orang lain yang digerakan untuk membantu.

“Walaupun tuhan memberikan nasip seperti ini kepada saya, tapi saya harus bersabar dan saya akan tetap beibadah kepada-Nya karena tuhan masih menitipkan nyawa ini kpada saya dan menggerak hati orang lain untuk membantu saya. Perkataan itulah yang membuat saya menangis membayangka keluarga saya sendir,” ungkap sosok polisi peduli asal Lombok Timur ini. (WR)