BIMA, Warta NTB – Upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak agar Salahuddin (31) warga Desa Teke, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima yang menderita asites perut bisa mendapatkan pengobatan yang layak dan tertatangi secara medis dengan baik nampaknya sedikit mengecewakan.
Pasalnya, setelah dirujuk dari Bima menuju Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB hingga kini Salahuddin belum mendapat penangan khusus. Hal itu disampaikan oleh Agus salah satu perwakilan pemuda Desa Teke yang melakukan komunikasi dengan istri dan keluarga Salahuddin yang ikut mendapinginya di RSUP NTB.
Kata Agus, saat ini Salahuddin dirawat di ruang Gili Moyo No 205, namun selama tiga hari berada di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB, ia belum mendapat tindakan medis yang jelas oleh pihak rumah sakit.
“Pihak rumah sakit beralasan bahwa alat penyedot cairan dalam perut pasien belum ada dan belum lengkap. Hal itu yang menjadi alasan pihak rumah sakit sehingga belum dilakukan tindakan medias,” terangnya kepada wartantb.com, Rabu (1/1/2020).
Sementara, lanjut dia, berdasarkan komunikasi kami dengan humas Rumah Sakit Umum Provinsi NTB HM. Lalu Hamzi Fikri bahwa penanganan Salahuddin masih dilakukan di bangsal emergenci UGD Rumah Sakit dengan alasan diagnosa penyakitnya masih bisa ditolerir.
“Namun, dengan keadaan tersebut kami pemudah Desa Teke mendesak pihak rumah sakit untuk menengani secara serius penyakit yang diderita saudarah kami, karena kami khawatir jika tidak segera ditangai bisa berakibat fatal,” katanya.
Edon salah satu pemuda Desa Teke lain meyayangkan ketidak seriusan tindakan medis yang dilakukan RSUP NTB terhadap Salahuddin. Menurutnya jika seperti ini cara pengobatanya sama halnya seperti pengobatan di Rumah Sakit Umum Daerah Bima tidak efektif.
“Kami sebagai pemuda Desa Teke merasa khawatir, takutnya fatal dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat gejala yang menyerang organ hati. Jika keterangan pihak rumah sakit minimnya alat sedot, maka kondisi ini tidak bisa dibiarkan, harusnya pihak rumah sakit harus memberikan rujukan ke rumah sakit lain yang memiliki alat yang memadai atau rujuk ke RSUD Sanglah Denpasar,” katanya.
Dia berharap dengan keadaan ini agar sesepuh dan tokoh Bima yang ada di Mataram bisa memberikan solusi dan meminta pihak medis untuk dapat menangani Salahuddin secara optimal. Ia juga meminta kepada mahasiswa, pemuda dan aktivis serta LSM Bima-Mataram agar bisa bergerak membantu Salahuddin sehingga bisa tertangani dengan baik.
Sebagai informasi, Salahuddin atau biasa disapa Ken adalah salah satu aktivis kemanusia di Kabupaten Bima. Ia menderita penyakit asites perut dan pernah menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima selama satu minggu, namun karena tidak memiliki biaya, ia dan keluargan memutuskan untuk keluar dan dirawat di rumah mertuannya di Keluarah Penato’i, Kota Bima.
Sejak Salahuddin dikabarakan menderita sakit dan tidak memiliki biaya berobat sejumlah pihak seperti aktivis, mahasiswa dan pemuda Desa Teke langsung bergerak menggalang dana untuk membantu Salahuddin. Ia kemudian diterbangkan dan dirujuk ke RSUP NTB pada hari Sabtu 28 Desember 2019. (WR-Man)