8 Bulan Menderita Kanker Payudara, Suhada Warga Talabiu Butuh Biaya Berobat

5024
Dedi Mulyadi saat menemani istrinya Suhada di rumahnya RT.12/RW.07, Dusun Mangge Colu, Desa Talabiu, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima.

BIMA, Warta NTB – Suhada (26) warga RT.12/RW.07, Dusun Mangge Colu, Desa Talabiu, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima hanya bisa menahan rasa sakit akibat penyakit kanker payudara yang dideritanya. Suhada menderita kanker payudara sejak delapan bulan lalu.

Lantaran tak memiliki biaya berobat, wanita yang tinggal bersama mertuanya di Desa Talabiu ini hanya bisa pasrah. Sebelumnya ibu satu orang ini tinggal bersama suaminnya Dedi Mulyadi yang menjadi buruh pabrik di Jakarta.

Suami Suhada, Dedi Mulyadi mengatakan, istrinya mulai menderita kanker payudara saat di Jakarta delapan bulan lalu. Awalnya muncul benjolan kecil di leher dan dada lalu diperiksa ke dokter di sekitar kontrakan mereka di Jakarta.

“Karena timbul benjolan kecil, saya periksakan istri saya ke dokter dekat kontrakan kami di Jakarta. Meski sudah diperiksa ke dokter dan mendapat pengobatan, benjolan tersebut tidak ada perubahan,” kata Dedi kepada Wartantb.com, Minggu (5/1/2020).

Dedi menyebutkan, akibat pengaruh benjolan yang muncul di leher dan di dada sehingga istrinya sering mengalami demam tinggi. Akhirnya diputuskan istri dan anaknya lebih dulu pulang ke Bima untuk melakukan pengobatan alternatif secara tradisional karena biaya yang terbatas.

“Istri dan anak saya lebih dulu pulang kampung dan saya sendiri masih bekerja sebagai buruh pabrik mengumpulkan uang untuk berobat dan biaya kehidup sehari-hari,” jelasnya.

Lanjut Dedi, mengingat biaya yang terbatas, selama di kampung  istri saya hanya bisa berobat secara tradisional, tetapi penyakit kanker payudara yang diderita tidak menunjukan tanda-tanda akan membaik malah bertambah besar.

“Karena penyakit istri saya semakin membesar dan bertambah parah sehingga saya memutuskan untuk berhenti bekerja dan pulang merawat istri saya di kampung,” ujarnya.

Namun, yang dihadapi Dedi dan istrinya sekarang adalah keterbatas biaya berobat karena tidak lagi bekerja bahkan untuk pengobatan istrinya ia hanya bisa berharap belas kasih para dermawan dan perhatian pemerintah.

“Saat ini saya tidak lagi bekerja, jangankan untuk mengobati istri saya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja kami masih susah. Saat ini kami hanya bisa berharap bantuan dermawan dan perhatian pemerintah untuk membantu biaya pengobatan istri saya,” harapnya. (WR-Man)