MATARAM, Warta NTB — “Sebagai Gubernur NTB, perkenankan saya menyampaikan Selamat Hari Bhakti PU ke 72. Terima kasih teman teman PU. Pangabdian dan kerja anda semua sangatlah mewarnai kinerja provinsi kita selama 9 tahun ini,” ujar Gubernur NTB, Dr.TGH.M. Zainul Majdi saat menyampaikan pidato langsung usai membaca sambutan Menteri PUPR pada upacara peringatan Hari Bhakti PUPR ke-72 tahun 2017 di Halaman Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi NTB, Senin (4/12/2017).
Apresiasi atas kinerja jajaran PUPR tersebut disampaikan Gubernur yang lebih akrab disapa TGB itu, karena berdasarkan penilaiannya para insan PUPR inilah orang-orang yang selama ini bekerja dan mengabdikan diri digaris terdepan untuk membangun infrastruktur di NTB menjadi lebih mantap.
Walaupun sektor prioritas di NTB adalah sektor pertanian dan pariwisata, kata Gubernur, namun sesungguhnya bukan hanya dua sektor ini saja yang membutuhkan infrastruktur yang mantap dan kuat. Tetapi semua sektor yang ada membutuhkan infrastruktur, ungkapnya. Seperti sektor pendidikan, kesehatan, sektor ekonomi dalam makna yang luas, sektor pembangunan sosial dan semua sektor lainnya membutuhkan dukungan infrastruktur yang handal dan kuat, tegasnya.
Saat itu, Gubernur juga secara khusus menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada para pejabat dan ASN PUPR yang telah purna tugas. Ditegaskannya, atas pelaksanaan pengabdian yang telah diparipurnakan sejak dari pejabat pejabat sebelumnya hingga saat ini, maka infrastruktur-infrstruktur di NTB ini dapat terwujud dengan baik, ungkap Gubernur. Sembari berharap kinerja terbaik ini terus dapat ditingkatkan untuk kesejahteraan masyarakat di masa yang akan datang.
Sementara Menteri PUPR, DR. Ir. Mochamad Basoeki Hadimoeljono, M. Sc dalam sambutan tertulis yang dibacakan Gubernur TGB meminta seluruh jajaran Dinas PU di Indonesia Khususnya di NTB, untuk mencontohi semangat militansi dan daya juang dari Pahlawan Sapta Taruna dalam menjalankan tugas. Terutama untuk meningkatkan dan menuntaskan pembangunan infrastruktur, guna mengurangi kesenjangan dan kemiskinan.
Ia juga menjelaskan bahwa dalam 3 tahun pemerintahan Jokowi-JK, telah keberhasilan yang diraih jajajaranya, diantaranya pembangunan 9 Bendungan seperti di Jatigede, Titab, Nipah, Bajulmati, Rajui, Paya Seunara, Teritip, Raknamo dan Tanju. Selain itu, saat ini sedang dikerjakan secara paralel sebanyak 30 Bendungan di seluruh wilayah Indonesia.
Dalam bidang peningkatan konektivitas, sebanyak 2.623 km jalan baru, termasuk Jalan Trans dan Perbatasan Papu, Trans dan Perbatasan Kalimantan, serta perbatasan NTT yang berhasil dibangun. Termasuk Jembatan Baru Bentang Panjang seperti Jembatan Tayan di Kalbar, Jembatan Merah Putih di Ambon dan Jembatan Soekarno-Hatta di Manado. Sedangkan yang masih dalam tahap pengerjaan adalah Jembatan Teluk Kendari di Sultra dan Holtekamp di Jayapura.
Dari tahun 2015 hingga akhir tahun 2017, Menteri PUPR menjelaskan bahwa telah dioperasikan tambahan jalan Tol baru sepanjang 568 km, yang merupakan bagian dari jalan Tol Trans Jawa dan Trans Sumatera, sedangkan sampai akhir 2019 pemerintah optimis untuk dapat menyelesaikan Tol baru sepanjang 1.851 km.
Dalam bidang penigkatan kualitas lingkungan, telah dimulai pekerjaan Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) Umbulan di Jawa Timur yang telah direncanakan sejak 40 tahun yang lalu, bersama SPAM lainnya melalui skema KPBU seperti SPAM Bandar Lampung, Semarang Barat dan Jatiluhur.
Dalam bidang pengembangan kawasan perbatasan, sebagai embrio pusat pertumbuhan wilayah, telah diresmikan 7 Pos Lintas Batas Negara (PLBN), yang akan dilengkapi dengan prasarana dan sarana permukiman, terutama pasar yang akan berperan sebagai sentra ekonomi baru di beranda depan Indonesia.
Sedangkan bidang perumahan, pada tahun 2017 telah dibangun 2,2 juta unit rumah, terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam bentuk Rusun, Rusus, Rumah Swadaya, bantuan PSU serta fasilitas FLPP, SSB dan BLM.
Menurut laporan World Economic Forum tahun 2017-2018, indek daya saing global Indonesia naik dari peringkat 41 menjadi 36. Sementara indeks daya saing infrastruktur naik dari peringkat 60 menjadi 52.
Sedangkan peringkat kemudahan berusaha Indonesia menjadi 1 dari 10 negara dengan lompatan peringkat Ease of Doing Business (EODB) terbanyak dari 106 tahun 2016 menjadi 92 pada tahun 2017 dan menjadi 72 tahun 2018 sebagai wujud dari peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur PUPR telah memberikan dampak signifikan terhadap dunia usaha.
Memasuki akhir triwulan 4 tahu 2017 PUPR diminta untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan, sesuai prognosis yaitu sebesar 95 persen dengan tetap megedepankan keselamatan, kualitas dan keamanan hasil pekerjaan.
Sedangkan untuk tahun 2018 PUPR sebagai kementerian dengan alokasi anggaran terbesar yakni 107,4 Triliun untuk dapat bekerja lebih baik, lebih keras dan lebih cepat untuk menjaga kepercayaan dan kredibilitas Kementrian PUPR di mata publik. [WR]