Warta NTB — Gendang beleq adalah alat musik tradisional Suku Sasak, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Beleq dalam bahasa Sasak berarti besar. Gendang beleq adalah gendang yang berukuran besar. Alat musik ini dimainkan secara berkelompok sehingga menghasilkan bunyi dentuman yang sangat dinamis sebagai penyemangat.
Pada zaman kerajaan, gendang beleq merupakan alat musik yang dimainkan untuk mengiringi prajurit yang berangkat perang dan juga saat kembali dari medan perang. Suara gendang beleq mampu membangkitkan semangat prajurit sehingga timbul jiwa patriotisme. Gendang beleq mempunyai makna sejarah sebagai musik perang, penyemangat, keperkasaan dan bermakna keagungan.
Pada masa kini, seiring dengan berjalannya waktu, musik tradisional gendang beleq digunakan untuk mengiringi berbagai acara adat seperti pernikahan, sunatan, akiqah, penyambutan tamu agung, dan berbagai pertunjukan hiburan rakyat.
Para pemain gendang beleq terdiri dari dua orang pemain utama, meraka disebut sekaha. Gendang beleq dimainkan sepasang, yakni pasangan gendang mama (laki) dan gendang nine (perempuan). Diiringi oleh beberapa gendang kecil dan tambahan alat musik tradisional lain, seperi cemprang, gong, suling dan rencik. Satu kelompok kesenian gendang beleq terdiri dari 14 sampai 18 orang pamain.
Gendang beleq terbuat dari kayu meranti yang tumbuh subur di Pulau Lombok. Kayu dilobangi bagian tengahnya sehingga berbentuk tabung. Selanjutnya kedua bagian ujung dilapisi dengan kulit kerbau atau kulit kambing. Untuk membuat gendang beleq diperlukan keahlian khusus. Salah satu sentra pembuat gendang beleq terdapat di Sesa Songak, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur.
Bagi anda yang ingin menyaksikan pertunjukkan kesenian tradisional gendang beleq, anda tinggal mengatur jadwal, sesuaikan dengan berbagai kalender rutin festival budaya Sasak. Karena pada festival tersebut sudah pasti menghadirkan gendang beleq sebagai salah satu kesenian utama yang akan ditampilkan. [TRL]