MATARAM, Wartantb.com – Pemukulan Rebana Reong secara bersamaan oleh Wali Kota Mataram H. Ahyar Abduh, Wakil Wali Kota Mataram H. Mohan Roliskana, Ketua DPRD Kota Mataram H. Didi Sumardi, Kapolres Kota Mataram, dan Dandim 1606 Wira Bhakti menandai dibukanya Festival Mataram 2016 yang digagas oleh Dinas Pariwisata Kota Mataram di Lapangan Umum Sangkareang pada Kamis (24/11/16).
Acara pembukaan yang mempertunjukkan parade budaya, seni, dan tradisi lintas etnis lintas agama ini selain diikuti oleh peserta dari Kota Mataram, diikuti pula oleh peserta dari kabupaten-kota lain di Nusa Tenggara Barat. Yaitu dari Kabupaten Sumbawa Barat, Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Kabupaten Lombok Utara, yang turut mengirimkan wakilnya untuk mengikuti parade.
Festival Mataram 2016 yang dihelat selama tiga hari dari tanggal 24-26 November 2016 ini dikatakan Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram H. Abdul Latif Najib terdiri dari beberapa agenda. Seperti Festival Permainan Rakyat di Lapangan Umum Sangkareang yang menampilkan permainan gangsingan (gasing). Permainan yang merupakan potensi Kecamatan Ampenan dan Sandubaya tersebut akan digelar dalam bentuk eksibisi dan bukan sebagai sebuah pertandingan.
Dilanjutkan dengan permainan rakyat Peresean yang mengambil tema ‘Pepadu Mati Tanding’. Dalam permainan yang mempertemukan para pepadu Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Utara dan Kota Mataram ini seluruh pepadu telah berkomitmen untuk saling memukul tidak dengan emosi melainkan didasari seni dan budaya. Terakhir Festival Kuliner selama dua hari, pada hari Jumat dan Sabtu, di Jalan Udayana Mataram yang menampilkan jajanan dan oleh-oleh khas Mataram di 50 stand UMKM.
Sementara itu dalam sambutannya membuka Festival Mataram 2016 Wali Kota Mataram H. Ahyar Abduh menandaskan bahwa tujuan penyelenggaraan festival ini adalah untuk melakukan pembinaan dan merawat tradisi luhur yang ada di Kota Mataram.
Tidak seperti daerah lain di Nusa Tenggara Barat yang kaya dengan Sumber Daya Alam (SDA), Kota Mataram relatif minim SDA. Namun Kota Mataram memiliki Sumber Daya Manusia (SDM), seni, dan tradisi yang cukup kaya, sebagai modal besar untuk membangun serta memajukan Kota Mataram.
Dengan heterogenitas yang ada Wali Kota merasa bersyukur bahwa Kota Mataram cukup aman, nyaman, dengan masyarakat yang saling menghargai perbedaan, bertoleransi tinggi, serta memiliki semangat kebersamaan yang terpupuk dan terpelihara.
“Sudah ratusan tahun kita hidup bersama dengan seluruh unsur yang ada di Mataram. Mari kita jadikan semangat kebersamaan sebagai modal terbaik untuk membangun Kota Mataram”, ajaknya.
Sesaat setelah Festival Mataram 2016 resmi dibuka, Parade Budaya, Seni, dan Tradisi digelar dengan disaksikan oleh seluruh tamu undangan termasuk diantaranya para peserta Lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) dari seluruh Indoneia yang secara kebetulan tengah berada di Kota Mataram.
Diawali dengan gelaran sendratari oleh para seniman tari Kota Mataram yang menyajikan pentas akulturasi Koak-Kaok dan Kenari yang merupakan ikon flora dan fauna Kota Mataram. Pada sendratari tersebut, turut dilibatkan pula Wali Kota Mataram untuk mengajak semua pihak menjaga alam dan lingkungan agar kelak dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang.
Kemudian dilanjutkan dengan parade yang tidak hanya diikuti oleh peserta dari Kota Mataram saja, melainkan dari Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Utara, bahkan dari Kabupaten Sumbawa Barat yang juga ikut serta mengirimkan duta seni dan budayanya. (ufi/tim-humas)