MATARAM, Warta NTB – Dalam rangka mengamankan Proses Rapat Pleno Terbuka Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ratusan personel dari TNI dan Polri disiagakan.
Hal itu, diungkapkan Kapolda NTB Brigjen Pol. Drs. Nana Sudjana, M.M usai acara pembukaan Rapat Pleno Terbuka rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat Provinsi NTB dalam Pemilihan Umum tahun 2019 di Hotel Lombok Raya, Kota Mataram, Selasa (7/5/2019).
“Kami dari pengamanan Polri dan TNI dalam pelaksanaan Rapat Pleno Terbuka ini, untuk Polri itu sekitar 554 personel, baik pengamanan terbuka maupun pengamanan tertutup. Kemudian ditambah dari TNI sekitar dua peleton, sekitar 60 personel,” ujar Kapolda NTB didampingi Komandan Korem (Danrem) 162/Wira Bhakti Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani.
Dikatakan, pengamanan untuk Rapat Pleno Terbuka KPU yang digelar selama tiga hari itu, dipersiapkan guna menjaga dan mengantisipasi hal-hal yang tidak diingkinkan.
“Jadi itu sudah kami persiapkan anggota tersebut selama pelaksanaan rapat pleno, yaitu mulai tanggal 7 sampai dengan 9 Mei 2019,” ungkapnya.
Sementara terkait potensi kerawanan selama berlangsungnya rapat pleno, Kapolda NTB mengatakan bahwa itu sudah biasa terjadi dalam sebuah kontestasi.
“Yang namanya kontestasi itu ada yang menang dan ada yang kalah, di sini pasti akan ada ketidak puasan. Ketidak puasan ini yang kemungkinan bisa menimbulkan suatu kerawanan-kerawanan, bisa menimbulkan protes,” ucapnya.
Kerawanan itu, lanjutnya, juga dapat berbentuk penggalangan massa untuk melakukan aksi unjuk rasa. Mengantisipasi hal itu, Kapolda NTB menegaskan bahwa pihaknya akan memaksimalkan pengamanan. “Maka dalam hal ini kami memaksimalkan pengamanan dalam pelaksanaan Rapat Pleno Terbuka ini,” tegasnya. (WR)