BIMA, Warta NTB – Agam Faturhalim, bayi yang difonis dokter menderita radang paru atau Bocor Paru, tiap hari kondisi terus memburuk. Bayi berusia tujuh bulan tersebut kini membutuhkan pertolongan dan perhatian pemerintah untuk upaya penyembuhannya.
Bayi malang ini lahir dari keluarga kurang mampu pasangan muda Muhammad Ansory (28) dengan Sulastri (26) warga Rt.10/Rw 10 Desa Nata, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima.
Ayah Agam hanya mampu membiayai anaknya sampai RSUD Bima, sementara menurut dokter penyakit ini harus ditangani di RSU Bali.
“Atas rujukan dokter RSUD Bima, beberapa bulan lalu kami antar Agam ke RSUD Mataram dan disana tidak banyak dilakukan pihak rumah sakit, anak kami disarankan untuk berobat lanjut dengan memberikan rujukan ke RSU Bali,” terang Ansory.
Ansory dan istri terpaksa harus kembali ke Bima karena tidak memiliki biaya untuk berobat lanjut ke Bali.
“Di rumah, kami hanya merawat Agam dengan obat-obat tradisional karena obat dari RSUD Mataram tidak memberikan kemajuan, bahkan setelah dua bulan kembali dari Mataram kondisi Agam semakin buruk sehingga kami harus kembali ke sini,” keluh Ansory ditemui di ruang rawat RSUD Bima, Jumat (10/5/2019) malam.
Dengan penghasilanya yang tidak menentu karena tidak memiliki pekerjaan tetap, Ansory sadar tidak akan mampu mengantarkan buah hati untuk ditangani oleh dokter ahli, ia hanya pasrah dan berharap mukjizat untuk kesembuhan anaknya.
“Kami punya BPJS, tapi tidak menjamin untuk dapat ke Bali,” keluhnya dengan mata berkaca.
Kondisi Bayi malang yang saat ini terbaring lesu di RSUD Bima membutuhkan dukungan semua pihak, karena dengan uluran tangan baik pemerintah maupun para dermawan akan membatu meringankan beban keluarga dan proses penyembuhan untuk Agam. (WR-Man)