REMBANG, Warta NTB — Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi menyampaikan Kuliah Subuh di Masjid Jami Lasem, Rembang, Jawa Tengah, Minggu (18/2/2018). Kegiatan tersebut merupakan rangkaian Gubernur menghadari undangan masyarakat Jawa Tengah.
Saat itu, Gubernur Tuan Guru Bajang (TGB) menyampaikan kalau seseorang ingin mendapatkan nama baik, yang disebut kebaikannya oleh orang lain sepanjang hayat, maka seseorang itu harus menebarkan keberkahan. Yakni menebarkan kebaikan yang dengan kebaikan itu semua orang terus berbuat baik dan mewariskan kebaikan itu pada generasi selanjutnya.
Selain itu, TGB menjelaskan hubungan silaturrahim dan sikatul’ilm antara ulama Lombok dengan Lasem. Menurut TGB, Maulana Syekh, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sangat kagum dan menghormati pada ulama Lasem. Tak hanya kagum, bahkan Maulana Syaikh mengirim keponakan beliau untuk menuntut ilmu di Lasem
Di hadapan ribuan jama’ah yang hadir, TGB mengingatkan kembali perjalanan Rasulullah dalam memperjuangkan Islam, terutama wasiat yang disampaikan Rasulullah saat Haji Wada. Haji Wada jelas TGB, merupakan haji pertama dan terakhir Rasulullah.
“Seakan-akan Rasulullah ingin menyampaikan selamat tinggal umatku. karena pertama dan terakhir,” ungkap TGB.
Dalam khotbah saat Haji Wada itu lanjut TGB, Rasullullah menipkan pesan kepada seluruh umat Islam. Yakni, bahwa ekonomi harus dibangun sesuai dengan kaidah-kaidah Islam yang jauh dari riba.
Bahkan riba itu telah dihapus sejak zaman nenek moyang Rasulullah. Sebab riba jelas TGB adalah sistem yang membebani orang lain.
Orang beriman satu sama lain harta jiwa kehormatannya haram saling mengganggu. Hukum harta, tidak boleh siapapun ambil harta orang lain semaunya kecuali dengan ijin Allah.
“Inilah teladan dari Baginda Nabi Muhammad SAW. Bukan membebankan orang,” Ungkap TGB.
Wasiat kedua yang disampaikan Rasulullah saat Haji Wada itu adalah menyangkut nyawa seorang anak manusia. Rasulullah melarang umatnya untuk saling menumpahkan darah, apalagi mengambil nyawa orang lain. Kecuali dibatasi dengan alasan yang benar-benar boleh, misal Qishas.
Wasiat ketiga adalah berkaitan dengan kehormatan. Tidak boleh siapapun kata TGB, setinggi apapun jabatannya merusak kehormatan orang lain dengan cara dan perbuatan apapun.
Karena itu, TGB mengajak seluruh jama’ah untuk betul-betul menghayati wasiat Rasulullah tersebut. Apalagi saat ini, di berbagai terjadi pembunuhan dalam jumlah besar, peperangan yang makan puluhan ribu korban jiwa. Bahkan itu terjadi di negara Islam.
“Perkataan la ilaha ilallah tapi perbuatan seperti orang Arab sebelum datangnya Islam,” ungkap TGB.
TGB juga mengajak umat Islam untuk saling menghargai satu sama lain, tidak saling menghujat, tidak berprasangka buruk serta tidak menyebarkan berita buruk. “Dalam Islam prinsip bermuamalah ialah berprasangka baik,” pungkasnya. [WR/H]