Diterjang Banjir Gunung, Satu Rumah di Desa Tangga Amblas, Dua Rusak Parah

1938

Bima, watantb.com – Peristiwa erosi banjir gunung yang terjadi, Minggu (26/3/2017) menyebabkan dua rumah batu permanen di Desa Tangga, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima rusak parah dan satu rumah amblas rata dengan tanah.

Kepala Dusun Sori Owo, Desa Tangga, Kecamatan Monta Mukhtar mengatakan, lingkungan yang mengalami dampak terparah akibat banjir erosi gunung adalah lingkungan RT.01, RT.02 dan RT.17 Desa Tangga, Kecamatan Monta.

“Selain menyebabkan dua rumah warga rusak parah dan satu rumah amblas. Banjir erosi juga menyebabkan puluhan rumah warga terendam,” katanya.

Menurut Mukhtar peristiwa ini disebabkan derasnya hujan dan jebolnya Cek Dam penahan air yang berada di atas perbukitan sebelah barat desa.

“Jebolnya Cek Dam menyebabkan Air dari gunung langsung menerjang dan merusak pemukiman warga sehingga dua rumah warga rusak parah dan satu rumah amblas rata dengan tanah,” ungkapnya.

Mukhtar menjelaskan, dua rumah yang mengalami rusak parah dan amblas tersapu banjir berada di lingkungan RT.02 dan RT.03 Dusun Sori Owo, Desa Tangga atas nama Sarjan (30), Abdullah Rontu (50) dan Salmah Abdullah (60) tahun.

“Atas peristiwa ini warga berharap segera mendapatkan bantuan pemerintah dan segera memperbaiki Cek Dam yang jebol” jelas Kadus.

Abdullah Rontu salah satu korban banjir mengatakan, peristiwa banjir terjadi begitu tiba-tiba sehinga tidak sempat menyelamatkan barang-barang miliknya, rumah miliknya pun tak luput dari terjangan banjir dan mengalami kerusakan yang cukup parah dinding jebol dan rubuh.

Dia mengakui, hujan deras yang mengguyur Desa Tangga sejak Minggu siang menyebabkan banjir erosi menerjang pemukiman warga.

“Setelah diguyur hujan, banjir gunung langsung menerjang pemukiman warga. Saya pun tidak sempat menyelamatkan barang-barang,” jelasnya.

Abdullah berharap agar musibah banjir erosi yang dialami warga Desa Tangga segera mendapat bantuan dan perhatian pemerintah.

“Kami berharap musibah ini seger mendapat bantuan tanggap bencana dari pemerintah seperti makanan dan batuan lain karena saat ini perabotan yang kami miliki telah hanyut dibawa banjir,” ungkapnya pilu. (WR)