MATARAM, Warta NTB – Dua Satuan Setingkat Kompi (SSK) personel Brimob Polda NTB Satgas Amole II Tahun 2020 yang BKO ke Polda Papua pada 26 Juli 2020 lalu kembali ke Kesatuan Brimob Polda NTB, Jumat (12/3/2021).
Upacara penyambutan kembalinya dua SSK Personel Brimob Polda NTB digelar di lapangan Skip Brimob Polda NTB. Upacara dipimpin oleh Wakapolda NTB Brigjen Pol Drs. Asby Mahyuza.
Dalam sambutan Kapolda yang dibacakan oleh Wakapolda NTB menyampaikan, selama setahun bertugas di Papua telah menorehkan prestasi. Namun Kapolda mengingatkan personel untuk tidak terlena dan terus memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
“Kepolisian sebagai pengayom masyarakat harus di wujudkan, saya mengucapkan selamat kepada saudara telah menuntaskan tugas, tetapi jangan terlena karena tugas lain telah menanti,” kata Kapolda NTB Irjen Pol Mohammad Iqbal yang dibacakan oleh Wakapolda NTB.
Wakapolda sendiri mengucapkan selamat atas berkumpulnya Personel Brimob Polda NTB yang BKO ke Papua dengan Keluarganya. Dia sangat bangga karena 208 personel kembali dalam keadaan selamat.
“Selamat berkumpul dengan keluarga, kita bangga 208 personel kita kembali dengan selamat,” ucapnya.
Upacara penyambutan ini ditutup dengan penyerahan plakat dan cindera mata dari kesatuan Sat Brimob kepada Wakapolda NTB.
Dansat Brimob Polda NTB Kombes Pol Komaruzaman, S.IK yang usai upacara menceritakan bahwa tidak ada sedikitpun rasa takut yang dia rasakan sebelum keberangkatannya. “Kami malah senang mendapat tugas,” terangnya.
Mereka yang ada di Brimob memang mencari penugasan, sebab dengan adanya penugasan, menurut Kombes Komaruzaman naluri anggota Brimob jadi hidup dan menjadi lebih terampil.
Disamping itu semakin sering anggota Brimob mendapatkan penugasan, tingkat kewaspadaannya semakin tinggi, begitu kembali nalurinya akan lebih terasa, dan ketahanan tubuhnya menghadapi cuaca seperti apapun akan lebih kuat.
“Seperti yang dialami saat latihan pra operasi di Pegunungan Halimun selalu hujan, terlebih di kondisi cuaca Papua mines 8 derajat, walaupun ada anggota yang sakit di saat penugasan, namun mereka kembali ke kampung halamannya dengan selamat,” ujarnya.
Dijelaskan penugasan seperti ini sering dilakukan, namun setiap enam bulan sekali anggota yang di BKO kan akan di rolling.
“Penugasan seperti ini memang harus di rolling sebab psikologis anggota memang ada batasnya,” tegasnya.
Terkait keluarga yang ditinggalkan, Kombes Komaruzaman yang sering mendapat tugas baik ke Aceh, Kalimantan, Ambon Timor Timor sejak tahun 2006 silam ini jadi lebih sayang dengan keluarganya, menurutnya itu yang akan dirasakan oleh orang yang mendapat penugasan.
“Ibaratnya seperti orang pacaran, kalau ketemunya jarang dan jarak sering jauh jauh kita akan semakin sering telpon, jadi rasa kangen akan lebih meningkat kepada keluarga kita,” pungkasnya. (WR-02)