MATARAM, Wartantb.com – Wali Kota Mataram H. Ahyar Abduh dikukuhkan sebagai Sesepuh seni beladiri tradisional Peresean se-Pulau Lombok. Pengukuhan orang nomor satu di Kota Mataram tersebut dilaksanakan pada acara Silaturahmi Tokoh dan Pegiat Peresean se-Pulau Lombok dengan Wali Kota Mataram H. Ahyar Abduh yang digelar pada Jumat (09/12/16) di Pasar Seni Sayang-Sayang Kota Mataram.
Pada kesempatan tersebut hadir lebih dari 200 orang tokoh dan pegiat peresean dari lima Kabupaten/Kota se-Pulau Lombok yang difasilitasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram, serta turut dihadiri pula oleh tokoh-tokoh adat dan segenap undangan lain.
Dikatakan oleh H. Abdul Latif Nadjib, pengukuhan gelar Sesepuh Peresean se-Pulau Lombok ini merupakan permintaan para tokoh dan pegiat peresean yang merasa bahwa peresean merupakan salah satu hak intelektual masyarakat Sasak yang harus diayomi dan terus dijaga keberadaannya.
Dengan mendaulat Wali Kota Mataram H. Ahyar Abduh sebagai Sesepuh Peresean se-Pulau Lombok, diharapkan seni beladiri tradisional Peresean memiliki sosok yang akan terus mengayomi serta ikut melestarikan warisan budaya berupa seni kanuragan masyarakat Sasak ini.
Sementara dikatakan Wali Kota Mataram H. Ahyar Abduh, sebagai bagian dari masyarakat adat Gumi Sasak memiliki kewajiban untuk bersama-sama melestarikan peninggalan berupa nilai-nilai budaya. Karenanya pada tahun 2010, saat pertama dirinya menjabat sebagai Wali Kota Mataram, dirinya menambahkan kata Berbudaya pada motto Kota Mataram menjadi Maju, Religius, dan Berbudaya.
“Ada tiga amanah yang jadi pegangan dan harus dilaksanakan. Selalu ingat pada leluhur kita, menjaga akhlak bangsa Sasak Lombok dengan menjaga adat istiadat yang harus terus dipegang dan diperkuat, dan memelihara segala pusaka warisan nenek moyang kita,” tuturnya.
Peresean lanjut Wali Kota, merupakan tradisi yang tidak seharusnya dilihat hanya dari aspek kekerasan saja. Karena dalam filosofinya, ada tiga unsur yang melekat yaitu; Wirama, Wirasa, dan Widagda.
Wirama atau seirama, bertarung dengan menjunjung tinggi seni serta seirama dengan gending yang mengiringinya. Sehingga tidak hanya sekedar memukul saja melainkan ada nilai seni tinggi yang ditampilkan. Wirasa atau memiliki nilai rasa, sehingga tidak hanya bertujuan untuk menang saja melainkan juga memberikan empati pada lawan tandingnya. Sedangkan yang terakhir Widagda atau kedigdayaan, karena disitulah tempat tampilnya ksatria-ksatria Gumi Sasak.
“Karena itu mari menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya milik kita,” tutupnya.
Acara silaturahmi dilanjutkan dengan pertandingan Peresean yang digelar di Pasar Seni Sayang-Sayang Kota Mataram sampai dengan tanggal 11 Desember 2016 antara pepadu-pepadu (para petarung tradisional Sasak Lombok) dari lima Kabupaten/Kota se-Pulau Lombok.
Selain pepadu asal Kota Mataram, akan tampil pula pepadu-pepadu andalan dari Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Lombok Utara.
Mengawali rangkaian pertandingan peresean tersebut, Wali Kota Mataram H. Ahyar Abduh sempat pula menjajal kemampuannya sebagai Pepadu Peresean melawan Kapolsek Cakranegara Kompol I Gusti Putu Suarnaya. (ufi/ist-humas)