HMS Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Kota Bima

1490
Anggota DPR RI, H. Muhammad Syafrudin, ST memberikan pemaran tentang 4 pilar kebangsaan.

KOTA BIMA, Warta NTB – Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI H. Muhammad Syafrudin, ST MT menggelar kegiatan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan yang berlangsung di Gedung Seni Budaya Kota Bima, Selasa (26/32019).

Sosialisasi dihadiri Walikota Bima H. Muhammad Lutfi, SE, Wakil Walikota Feri Sofiyan, SH, Ketua DPRD Kota Bima Syamsurih, SH, Anggota DPRD Kota Bima, unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kota Bima.

Selain itu hadir pula, Sekretaris Daerah Kota Bima, Staf Ahli Walikota Bima, Asisten Setda Kota Bima, para tokoh agama dan tokoh masyarakat, tokoh pemuda, pimpinan Perangkat Daerah Pemerintah Kota Bima, Camat dan Lurah, awak media, mahasiswa serta ASN Lingkup Pemerintah Kota Bima.

Walikota mengapresiasi penyelenggaraan sosialisasi empat pilar kebangsaan yang memiliki tujuan membangun kesadaran masyarakat untuk menjunjung tinggi dan menghormati 4 pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, Undang-undang dasar tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Empat pilar kebangsaan hendaknya menjadi acuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ingat Walikota.

Walikota juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada anggota DPRD Kota Bima yang meluangkan waktu untuk hadir. Diharapkannya anggota DPRD Kota Bima bisa memberikan pencerahan kepada konstituen masing-masing untuk menguatkan pemahaman dan kesadaran untuk menghidupkan 4 pilar kebangsaan.

Sosialisasi diisi pemaparan oleh H. Muhammad Syafrudin, ST, MT, dilanjutkan dengan dialog yang dipandu oleh Asisten II Setda Kota Bima Drs. H. Alwi Yasin, MAP, sebagai moderator.

Dalam pemaparannya, H. Muhammad Syafrudin atau yang namannya biasa disingkat HMS ini mengajak para peserta yang hadir agar memahami bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk.

Dijelaskannya, sifat majemuk bangsa Indonesia antara lain bersumber pada keragaman agama dan suku bangsa. Dalam satu etnis dan satu agama, bisa terjadi perbedaan paham yang bisa meruncing menjadi konflik horisontal.

“Kemajemukan ini, jika tidak dikelola dengan baik maka menimbulkan kerawanan akan konflik, maka perlu ada benteng dan filter atas semakin derasnya arus modernisasi dan globalisasi yang kian mengurangi semangat nasionalisme bangsa Indonesia,” katanya.

HMS melanjutkan, pengaruh globalisasi lewat teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih, membuat bangsa Indonesia memiliki berbagai paham, persepsi dan pandangan yang berbeda sekaligus bertentangan.

“Untuk itulah, sangat penting agar kita kembali menanamkan semangat kebangsaan melalui 4 pilar kebangsaan. Saya mengajak kita semua untuk bisa berperan aktif menyebarkan kesadaran dan pemahaman terhadap 4 pilar kebangsaan di lingkungan kita masing-masing,” tandasnya. (WR-Jul)