Inovasi Mahasiswa KKN Desa Sembalun, Manfaatkan Pekarangan Rumah untuk Budidaya Jamur Tiram

1616

MATARAM, Warta NTB – Universitas Mataram berperan aktif dalam mendukung berbagai kegiatan mahasiswanya. Salah satu kegiatan yang sering dilakukan mahasiswa adalah pengabdian kepada masyarakat berupa kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Pengabdian kepada masyarakat adalah sebuah bentuk kegiatan aktivitas akademik yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.

Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat mahasiswa KKN Tematik Universitas Mataram, Sabtu (23/7/2022) bertempat di kantor Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur diterima oleh perangkat desa untuk melakukan KKN di Desa setempat.

Ketua Kelompok KKN Alfian Fauzi mengatakan, peserta KKN tematik ini terdiri dari berbagai bidang keilmuan dengan 5 fakultas dan akan melaksanakan kegiatan KKN mulai tanggal 20 Juni hingga 3 Agustus 2022.

Alfian menyebutkan kelompok Mahasiswa KKN Universitas Mataram yang melaksanakan KKN di Desa Sembalun Bumbung akan memusatkan kegiatan di Dusun Otak Desa dengan tema yang sudah ditetapkan oleh pihak LPPM Universitas Mataram yaitu “Rumah Pangan Lestari (RPL)”.

Selain itu lanjut dia pada kegiatan tersebut kelompok KKN Universitas Mataram juga di bawah bimbingan dan arahan Dr. Moh. Taqiuddin, S.Pt., M.Si selaku dosen pembimbing lapangan dengan mengungsung judul kegiatan program kerja yakni “Alternatif Pemanfaatan Pekarangan Rumah Untuk Budidaya dan Inovasi Jamur Tiram Sebagai Wujud Pengembangan Kewirausahaan”, yang dimana kegiatan KKN ini membahas tentang pengolahan dan pemasaran jamur tiram di wilayah Sembalun Bumbung untuk meningkatkan daya tarik konsumen sehingga meningkatkan nilai jual dan pendapatan para petani di wilayah Sembalun Bumbung.

“Kegiatan yang dilakukan berupa proses budidaya jamur tiram dari awal pembuatan baglog, pembibitan, panen jamur tiram, proses pengolahan jamur tiram hingga pemasaran jamur tiram melalui media sosial, hingga penyebaran brosur dan leaflet,” katanya.

Lebih lanjut Alfian menjelaskan, proses budidaya jamur tiram dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu yang diawali dengan membuat media dasar tanam jamur dengan bahan dasar serbuk gergaji yang dibuat menjadi baglog, kemudian membuat bibit dari bahan dasar jagung, pembibitan dilakukan sesuai dengan prosedur dalam budidaya jamur tiram agar proses pertumbuhan jamur tiram berhasil. Dalam prosesnya pertumbuhan jamur tiram akan berlangsung selama 40 hari hingga dapat dipanen.

“Hasil panennya nanti akan diolah menjadi berbagai macam makanan olahan sehingga bernilai ekonomis bagi masyarakat, seperti jamur krispi, sate jamur dan panganan lainnya,” ungkapnya.

Pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanam jamur tiram adalah salah satu inovasi dan solusi yang diberikan oleh mahasiswa KKN Desa Sembalun Bumbung untuk meningkatkan ekonomi masyarakat setempat, dimana sebelumnya para petani di Desa Sembalun hanya menjual strawberry dan sayuran-sayuran yang masih mentah dan segar langsung ke tengkulak (perantara).

Salain itu, untuk menarik minat masyarakat penyebaran brosur dan leaflet juga berguna untuk memberikan informasi kepada masyarakat sehingga bisa mengikuti program kerja yang sudah direncanakan oleh kelompok KKN Universitas Mataram di Desa Sembalun Bumbung yakni “Sosialisasi dan Pelatihan Budidaya Jamur Tiram” oleh pemateri yang bersangkutan.

Dijelaskan pula, hasil kegiatan budidaya jamur tiram dari awal hingga akhir oleh kelompok KKN Desa Sembalun akan di dokumentasikan oleh mahasiswa dalam bentuk artikel, jurnal, maupun video dan dipublikasikan ke media massa seperti blog website, koran, channel youtube, dan lainnya agar masyarakat lebih mengetahui cara budidaya jamur tiram dan pengolahannya menjadi makanan yang menarik dan bernilai ekonomis.

“Hasil panen dan olahan jamur tiram nantinya akan dijual dengan cara memasarkannya melalui media sosial, seperti instagram, youtube, facebook, dan whats app,” ujarnya.

Ditambahkannya, dampak positif dari kegiatan dilakukan oleh kelompok KKN Sembalun Bumbung yaitu budidaya jamur tiram di wilayah Desa Sembalun menjadi lebih dikenal secara luas, tidak hanya di wilayah Sembalun Bumbung saja, tetapi menyebar secara menyeluruh di wilayah NTB terutama di kalangan generasi muda.

“Harapan kami budidaya dan inovasi jamur tiram ini dapat membuka peluang usaha baru bagi masyarakat di Desa Sembalun Bumbung sebagai alternatif bertani dan usaha sampingan di kala musim paceklik,” tutupnya. (WR)