BIMA, Warta NTB – Pantai Wane adalah salah satu pontensi pariwisata yang dimiliki Kabupaten Bima. Pantai yang berhadapan langsung dengan bibir samudera hindia ini terletak di Dusun Wane Desa Tolotangga Kecamatan Monta.
Pantai yang memiliki ombak tenang dan hamparan pasir putih yang indah dan menawan ini menjadi viral dan hangat dibicarakan netizen khususnya netizen Kabupaten Bima selama satu minggu terakhir.
Pembicaraan itu hangat setelah beredarnya beberapa foto patung bercorak hindu di pantai tersebut. Beredarnya foto-foto tersebut langsung viral dan mendapat tanggapan beragam dari netizen media sosial facebook. Ada yang menanggapi negatif dan ada juga yang menanggapi positif.
Namun bagi warga Dusun Wane dan Desa Tolotangga sendiri terkait beredarnya foto-foto tersebut meminta agar tidak dipermasalahkan. Hal itu disampaikan oleh Alimin Husen Ketua BPD Desa Tolotangga yang juga ikut mengelola potensi wisata di Pantai Wane.
“Kami jauh dari akses informasi dan terkait viralnya foto-foto tersebut kami juga tidak tahu. Tetapi bagi kami keberadaan patung-patung di sini tidak lebih dari sebuah hiasan untuk menarik para wisatawan. Untuk itu kami minta agar persoalan ini tidak diperpanjang,” katanya.
Alimin mengatakan, saat ini para pengurus Pokdarwis dan pengelola potensi wisata Pantai Wane tengah berbenah dan terus mempromosikan potensi Wisata Pantai Wane baik untuk wisatawan lokal maupun macanegara.
“Saat ini kami terus mempromosikan potensi wisata dan saat ini Pantai Wane terus ramai dikunjungi baik akhir pekan maupun pada hari raya besar idul fitri atau idul adha. Kami bersyukur karena adanya vila yang dibangun di sini, sebab sejak adanya vila potensi wisata pantai wane makin ramai dikunjungi, jadi itu akan menambah income bagi masyarakat sekitar,” terangnnya.
Untuk itu, Alimin meminta semua pihak agar bijak menanggapi keberadaan patung di sebuah vila yang juga dimiki oleh warga umat hindu yakni Kombes Pol I Gusti Putu Gede Ekawana Prasta mantan Kapolres Bima yang saat ini telah bertugas di Polda NTB.
“Kami minta semua pihak agar bijak menanggapi persolan ini. Terkait masalah agama kami tidak merasa terpengaruh dengan keberadaan patung yang mungkin dianggap akan merusak akidah bagi kami warga di sini. Dan kami anggap semua ini hanya sebagi daya tarik bagi para wisatawan untuk mau berkunjung di Pantai Wane,” pintanya.
Selain itu, Suhardin salah satu tokoh pemuda Dusun Wane mengakui, sejak adanya vila kedatangan pengunjung makin ramai dan itu menambah pendapatan bagi warga Dusun Wane.
“Kami bersyukur adanya vila karena kunjungn wisatawan makin ramai dan itu menambah pemasukan bagi warga masyarakat setempat,” katanya.
Suhardin juga menyayangkan, jika keberadaan patung sekarang dipermasalahkan, karena sebelumnya di vila tersebut sudah ada beberapa relief hindu yang menjadi daya tarik pengunjung untuk foto-foto selfie.
“Kenapa sekarang adanya patung dipermasalahkan padahal sebelumnya relief dan corak-corak hindu sesuai dengan kepercayaan pemilik vila sudah ada sejak dulu dan tidak mungkin kami warga muslim di sini menyembah patung-patung yang mungkin dikhawatirkan sebagian orang, bagi kami patung tersebut sebagi penarik wisatawan untuk foto-foto selfi saja,” pungkasnya.
Untuk itu, ia juga meminta agar keberadaan patung tidak dipermasalahkan, bagi kami keberadaan patung hanya sebagai hiasan untuk menarik wisatawan dan tidak lebih dari itu.
“Saat ini kami terus mempromosikan lokasi wisata Pantai Wane agar para tamu dari luar terus berdatangan dan jangan sampai munculnya persolan ini memberikan citra buruk karena lelah kami selama ini untuk mempromosikan dan menarik wisatawan akan sia-sia karena saat ini juga lalulintas pariwisata di Pantai Wane mulai sehat dan berjalan dengan baik,” ujarnya. (WR)