MATARAM, Warta NTB – Upacara memperingati Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia (HUT TNI) ke 73 tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat digelar di halaman Kantor Gubernur NTB, Jumat 5 Oktober 2018.
Berbagai rangkaian kegiatan dan aksi ditunjukan para prajurit usai upacara, salah satunya dengan aksi simulasi pembebasan sandera kolaborasi yang dilakukan prajurit TNI dan Polri.
Dalam simulasi, digambarkan Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Muhammad Faozal disandera oleh kelompok teroris di Kantor Guber NTB. Selain dijadikan sandera, kelompok teroris juga memasang rangkaian bom dibadan Faozal.
Dengan berbekal ilmu taktik pertempuran dan perang kota, satu tim pasukan anti teror gabungan TNI Polri merangsek masuk ke sasaran dan berhasil melumpuhkan penyandera serta membebaskan sandera dengan aman dan terkendali.
Sementara rangkaian bom yang dipasang di badan sandera berhasil dijinakan oleh tim penjinak bom yang tergabung dalam unit anti teror tersebut. Aksi simulasi pembebasan sandara yang dilakukan TNI Polri cukup memukau para penonton dan peserta upacara yang hadir.
Danrem 162/WB Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani S.Sos SH M.Han di lokasi menjelaskan, operasi pembebasan sandera oleh tim pasukan anti teror gabungan TNI Polri, merupakan simulasi yang membutuhkan kerjasama dan koordinasi yang super ketat untuk memastikan keselamatan dan keamanan para sandera.
“Simulasi pembebasan sandera ini sebagai rangakaian kegiatan HUT TNI ke 73 untuk menguji hasil latihan dan kemampuan personel jika sewaktu-waktu dibutuhkan,” kata Rizal.
Dilanjutkannya, dalam penanganan seperti ini dibutuhkan informasi yang betul-betul valid tentang jumlah sandera, jumlah pelaku, senjata yang akan digunakan, titik-titik yang dikuasai para pelaku maupun lokasi para sandera lengkap dengan peta atau denah bangunan tempat penyanderaan.
Hal itu sambungnya, terkait dengan jumlah personel maupun peralatan yang dibutuhkan dalam penanganannya termasuk taktik dan strategi yang akan diterapkan untuk menyelesaikan misi tersebut.
“Jadi memang harus profesional dalam penanganan sandera seperti ini dengan mengedepankan keselamatan dan keamanan sandera,” pungkasnya.
Rizal membahkan, selain harus belajar dan terus berlatih sesuai tugas pokok satuan, TNI Polri juga konsisten menjaga dan melestarikan budaya masyarakat NTB.
Salah satu cara kesatauan menjaga budaya adalah dengan melestarikan Tarian Gendang Beleq milik masyarakat Lombok. Bahkan usai upacara tarian gendang baleq kolaborasi TNI Polri mampu memukau penonton yang hadir.
“Selain itu, tarian gendang beleq TNI Polri juga beberapa kali pernah tampil dihadapan Presiden, Panglima TNI dan Kapolri,” tutup Rizal. (WR)