Minim Perhatian, Bocah Penderita Kanker Otak Asal Desa Runggu Butuh Biaya Berobat

1834
Karena tidak ada biaya berobat, Muhajirin bocah 9 tahun asal Desa Runggu, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima hanya terbaring lemah di rumahnya.

BIMA, Warta NTB – Malangnya nasib Muhajirin, warga RT 03 Desa Runggu Kecamatan Belo Kabupaten Bima. Bocah 9 tahun tersebut diduga mengidap penyakit kanker otak sejak beberapa bulan terakhir. Bocah malang itu harus melawan rasa sakit dengan berbaring lemas di rumahnya lantaran tak punya biaya berobat.

Siswa kelas 3 SD tersebut sebelumnya sempat dirawat di PKM Belo dengan keluhan muntah. Bahkan pihak keluarga membawanya ke dokter anak dan langsung dirujuk ke RSUD Bima. Sempat dirawat di RSUD Bima dengan status pasien mandiri selama tiga hari dengan biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 3 juta.

Karena kondisinya yang semakin mengkhawatirkan, sehingga pihak RSUD Bima hendak merujuk Muhajirin ke Mataram. Lantaran keluarga yang miskin dan tak punya biaya, sehingga memilih untuk dipulangkan. Sejak saat itu, keluarga hanya merawat Muhajirin dengan obat-obat tradisional sembari menunggu bantuan pemerintah untuk membuatkan kartu BPJS agar bisa dirujuk ke Mataram.

“Kalau kami punya BPJS, pasti kami langsung meng-iya-kan rujukan ke Mataram. Dan mungkin Muhajirin sudah sembuh. Tapi karena kami nggak punya uang untuk biaya sehingga kami memilih agar dipulangkan,” ungkap ibu Muhajirin, Raodah.

Menurutnya, saat dirawat di RSUD Bima Muhajirin tidak sempat di diagnosis penyakit apa lantaran kendala biaya. Namun dokter memperkirakan jika dia mengidap kanker otak.

“Kata dokter begitu. Tapi karena tidak ada biaya jadi belum jelas dia ini penyakit apa,” katanya.

Dia menceritakan, penyakit yang dialami anaknya itu bermula pada keluhan rasa sakit di tulang kaki dan kerap sakit kepala pada malam hari. Lambat laun kondisi fisik Muhajirin semakin kurus dan kekurangan gizi.

“Karena semakin kurus sehingga dibawa ke puskesmas. Sampai sekarang dia hanya bisa berbaring dan sudah tidak bisa berjalan,” jelasnya.

Raodah berharap agar pemerintah dapat membantu meringankan beban keluarga kecilnya. Sehingga Muhajirin bisa kembali sembuh dan melanjutkan sekolahnya.

“Semoga Muhajirin bisa dirawat dengan kartu BPJS. Kami berharap pemerintah mau membantu meringankan beban kami agar Muhajirin segera diobati,” do’anya.

Sementara itu, pihak puskesmas Belo sudah melakukan kunjungan ke rumah Muhajirin. Ini dilakukan untuk membantu agar yang bersangkutan bisa mendapatkan pengobatan. (WR-Al)