Bima, Wartantb.com – Maraknya aksi pembalakan liar di sekitar hutan lindung Dam Pela-Parado akhir-akhir ini menimbulkan keresahan masyarakat.
Keberadaan dan fungsi hutan lindung sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan yang mengatur tata air dan mencegah terjadinya banjir serta mengendalikan erosi dan memelihara kesuburan tanah ini seakan tidak lagi dihiraukan oleh oknum-oknum yang mencari keuntungan dibalik kerusakan hutan.
Aktifitas pembalakan liar di wilayah hutan lindung Dam Pela-Parado ibarat sebuah ‘Virus’ yang terus menjalar karena hingga saat ini tidak ada upaya pencegahaan dan tindakan nyata yang dilakukan oleh pemerintah dan Instansi terkait untuk menjaga dan melindungi hutan yang menjadi Ikon Kecamatan Monta dan Parado ini.
Pembiaran yang terus berkelanjutan menyebabkan pembalakan liar dan perusakan hutan secara masif terus dilakukan oleh oknum-oknum yang memanfaatkan peluang lemahnya pengamanan dan perhatian pemerintah dalam melindungi hutan.
Lemahnya pengamanan hutan membuat para pelaku pembalakan liar semakin berani sehingga puluhan hingga ratusan kubik kayu yang ada di hutan lindung sekitar Dam ditumbangi satu persatu dan diolah menuju tempat-tempat penampungan dan penjualan kayu yang ada di Kabupaten Bima dan luar daerah.
Menurut salah seorang warga Kecamatan Monta, aksi para penjarah hutan saat ini tidak hanya menyasar kayu-kayu besar tetapi juga mulai menyasar kayu-kayu kecil dan sembarang kayu yang akan dijadikan bahan bakar dalam proses pembuatan tahu, bata dan gerabah.
“Dulu hanya pohon-pohon besar yang ditumbangi, sekarang sudah sembarang kayu dan pohon-pohon kecil pun tak luput dari penebangan liar,” jelasnya kepada wartantb.com, Jumat (24/2/2017).
Laki-laki yang tidak ingin ditulis namanya ini mengatakan, maraknya aksi penebangan kayu dan pohon kecil di sekitar Dam disebabkan banyaknya pesanan kayu dari para pengusaha tahu, bata dan gerabah yang ada di wilayah Kecamatan Woha dan Bolo.
“Tak heran jika saat ini hutan lindung di wilayah Dam Pela-Parado hanya meninggalkan belukar karena puluhan hingga ratusan kubik kayu ditebangi dan dijarah setiap hari,” keluhnya.
Oleh karena itu, dia berharap agar pemerintah dan instansi terkait segera mengambil langkah dan tindakan nyata untuk pencegahan terjadinya kerusakan hutan yang lebih parah lagi.
Jika aksi ini tidak segera dihentikan, maka tidak tertutup kemungkinan hutan lindung dan satwa liar yang ada di sekitar Dam Pela-Parado akan punah. Selain itu, bahaya banjir juga akan mengintai masyarakat di empat kecamatan yaitu Woha-Monta dan sebagian Kecamatan Belo-Palibelo.
“Kami berharap agar pemerintah segera mengabil langkah dan tindakan tegas terhadap para pelaku pembalakan liar yang akhir-akhir kian marak dan meresahkan,” harapnya.
Pantauan wartantb.com Jumat siang di sepanjang jalan menuju pintu masuk Dam Pela-Parado dan di pinggir jalan menuju Kecamatan Parado terlihat sejumlah tumpukan kayu besar dan kecil siap angkut yang telah ditumpuk oleh pemiliknya.
Selain itu, terlihat sejumlah mobil Pick Up pengangkut kayu kecil berlalu lalang di sekitar areal hutan. Kerusakan jalan akibat tanah longsor menjadi pemandangan yang menyeramkan saat melintasi jalur tersebut.
Hutan lindung yang dulu terlihat asri kini telah digunduli lebih-lebih di sebelah barat kanal Dam. Bahkan pohon-pohon kecil yang ada di sepanjang jalan sekitar menara dan spillway di areal Dam, kini telah ditumbangi dan hanya meninggalkan tonggak-tonggak kecil. (WR-03)