Lombok Utara, Wartantb.com – Seperti biasa, ditahun-tahun sebelumnya, datangnya bulan maulid tahun ini juga di ikuti oleh digelarnya prosesi Maulid Adat di beberapa wet adat yang terdapat di Kabupaten Lombok Utara, seperti pembukaan prosesi Maulid Adat yang digelar di Wet (Wilayah) Sesait.
Kegiatan pembukaan prosesi Maulid Adat wet Sesait ini, dihadiri oleh Wakil Bupati Lombok Utara Sarifuddin, SH.
Acara awalnya yakni Memajang di Mesjid Kuno Sesait dimulai tepat pukul 16, 00 wita, yang di dahului sholat Asar berjamaah di Musholla Kampu Sesait. Memajang itu sendiri dilakukan oleh Tau Lokak Empat (Mangkubumi, Pemusungan, Penghulu dan Jintaka).
Para tamu undangan dengan didampingi Tau Lokak Empat pun beriringan menuju tempat acara dilaksanakan (Mesjid Kuno) dan prosesi ini berjalan sakral dan meriah, Senin, (12/12).
Pada hari yang sama, sebelum acara Memajang dilakukan, nampak rombongan iring-iringan pemuda-pemudi dari berbagai dusun di wilayah wet Sesait, berjalan menuju pusat lokasi digelarnya perayaan awal prosesi maulid adat ke Kampu dalam Dusun Sesait.
Dengan membawa berbagai macam hasil pertanian, yang dihajatkan sebagai bahan untuk masakan dalam pelaksanaan hari puncak yang jatuh pada hari Selasa (13/12), para muda-mudi ini perlahan memasuki area penyimpanan berbagai barang bawaan, ke sebuah tempat yang disebut kampu.
Ketua Panitia perayaan Maulid Adat Sesait yang juga Pembekel Adat Sesait Ust. Sidep Al Lomboqi dalam pengantarnya mengatakan, tradisi maulid adat yang di gelar oleh masyarakat adat Sesait ini adalah merupakan tradisi yang dilakukan secara turun-temurun sejak Islam masuk di bumi Sesait pertengahan abad ke 14 M silam, sehingga perlu dilestarikan. Sebagai warisan para leluhur, Maulid Adat memberikan manfaat positif pada masyarakat.
“Mudah-mudahan tradisi leluhur Sesait ini tetap lestari sepanjang zaman, ”tuturnya.
Sementara itu, Bupati Lombok Utara Dr. H. Najmul Akhyar, SH., MH yang di wakili oleh Kepala Kesbangpol Kabupaten Lombok Utara H. Muhamad, dalam sambutannya mengatakan, perayaan Maulid Adat ini adalah salah satu tradisi budaya yang patut dilestarikan. Sehingga kalau adat dan agama dijadikan bersinergi dalam kehidupan sehari-hari dari setiap manusia, maka inilah yang dikatakan adat luwir gama.
“Agama dan adat tidak bisa dipisahkan dan harus sejalan dan saling beriringan,” ungkapnya di hadapan para tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat wet Sesait.
Najmul berharap Maulid Adat ini dapat memberikan transformasi nilai-nilai agama agar dapat diimplementasikan di dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan yang dilakukan secara turun-temurun itu, penuh dengan nilai gotong royong dan pesan-pesan spiritual.
”Para orang tua kita zaman dahulu menerapkan pengetahuan keagamaan mereka dengan tindakan. Nah, Maulid Adat di Wet Sesait ini adalah salah satu contohnya, ”katanya.
Tidak tepat melakukan pemisahan antara agama dengan adat. Ajaran agama selalu selaras dengan ajaran adat. Semua mengajarkan kebaikan dan saling mendukung satu sama lain. Pun ketika ada penyimpangan dalam praktiknya itu merupakan akibat kurangnya informasi yang diterima masyarakat.
“Kalau ada anggapan bahwa Sholat itu hanya menjadi kewajiban pemangku saja, saya rasa itu bukan ajaran agama dan adat. Barangkali informasi yang sampai pada saudara kita itu belum lengkap, ”tandasnya.
Menurutnya, nilai-nilai yang terakandung di tengah masyarakat berupa adat istiadat berjalan beriringan dengan ajaran agama. Misalnya, ajaran tentang moral, yakni terkait dengan pergaulan dengan lain jenis yang memiliki norma-norma di tengah masyarakat. Agama pun memberikan rambu-rambu tentang pergaulan itu.
“Ada daerah dimana ketika melanggar aturan agama yang juga aturan adat itu, langsung diberikan sanksi adat, ”sebutnya.
Kedepannya, kegiatan Maulid Adat seperti yang di gelar di Sesait bisa menanamkan rasa tanggung jawab untuk mempertahankan tradisi. Namun jangan sampai semangat pelaksanaan kegiatan adat itu di lupakan. Maulid adat adalah merupakan salah satu bentuk penghormatan masyarakat pada Nabi Muhammad Saw.
Terpisah, tokoh adat Sesait, Djekat mengatakan, hari ini, Senin (12/12) adalah prosesi awal yang dilakukan masyarakat adat wet sesait, dimana masyarakat berbondong-bondong datang ke Kampu membawa berbagai macam barang berupa kayu uyunan, beras, puntik, lekok-buak, tembakau secukupnya serta hasil bumi lainnya, yang oleh masyarakat Sesait dinamakan merembun (mengumpulkan).
“Merembun adalah prosesi awal maulid adat, dimana masyarakat datang dengan membawa berbagai barang bawaan, baik yang bersipat material ataupun hasil bumi, ”ungkapnya.
Rangkaian prosesi Maulid Adat ini akan terus berlangsung hingga hari Rabu,(14/12). Adapun rangkaian prosesi lanjutan yang akan dilakukan setelah prosesi memajang sore hari ini adalah peresean. Peresian itu sendiri akan digelar satu malam suntuk hingga fajar menyingsing di halaman depan Mesjid Kuno Tanak Umbara Sesait ini.
Kemudian acara selanjutnya di pagi hari digelar bisoq menik (cuci beras) ke Lokok Kremean di sebuah sungai yang memang di sakralkan dari jaman dahulu hingga saat ini. Selanjutnya disusul dengan penyembelihan hewan kurban berupa ratusan kambing didepan pintu Mesjid Kuno Sesait. Dan prosesi ritual Maulid Adat Sesait akan berakhir setelah dulang Nasi Aji diturunkan dari Mesjid Kuno. (eko/hum)