MATARAM, Warta NTB – Kabupaten Lombok Barat termasuk tiga kabupaten tercepat menyelesaikan progress rehab/rekon akibat gempa. Bahkan secara umum, progress penanganan gempa di NTB sangat baik. Progress di NTB pun disambut baik oleh pemerintah pusat.
“Kenapa kok bisa cepat, progresnya juga bagus, ditanyakan oleh pusat. Bahkan dari BNPB juga sudah menurunkan tim untuk membuat pokja, bagaimana proses percepatan rehab/rekon di NTB berjalan baik. Dan ini akan menjadikan suatu protap bagaiamana penanganan gempa atau rehab/rekon di Indonesia ke depan,” ungkap Danrem 162/WB Kolonel CZI Ahmad Rizal Ramdhani dihadapan ratusan fasilitator, aplikator, dan pokmas se-Lombok Barat, Kamis (27/6/2019).
“Kalau gempa di Jogja jumlah kerusakan sekitar empat puluh ribuan. Itu selesai 3,5 tahun. Kita kerusakannya 220 ribu. Bahkan mungkin bertambah menjadi 240 ribuan. Kita bekerja lima bulan, sekarang progres kita sudah 119 ribu rumah. Ini suatu prestasi karena kerjasama kita semua. Dan saya harap kita lebih semangat supaya lebih banyak rumah yang lebih cepat jadi,” lanjutnya menambahkan.
Pertemuan yang digelar di Bencingah Agung Kantor Bupati Lombok Barat ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi tentang evaluasi rehab/rekon di wilayah Kabupaten Lombok Barat. Turut hadir dalam acara tersebut, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid, Kepala BPBD NTB H. Ahsanul Khalik, Dandim 1606/Lobar Letkol CZI Joko Rahmanto, para tokoh agama dan masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Danrem juga memberikan apresiasi tinggi kepada Bbupati H. Fauzan Khalid yang memberikan tambahan dana rumah tidak layak huni (RTLH).
“Totalnya (dana, red) bisa lebih besar dari rusak berat, ini suatu terobosan dari pak bupati dan perlu kita apresiasi. Kita ingin semua kepala daerah seperti ini. Tidak semua kepala daerah seperti beliau. Ini yang saya apresiasi,” katanya.
Sementara itu, dalam sambutannya Bupati H. Fauzan Khalid meminta seluruh pihak, mulai dari pemda, TNI/Polri, fasilitator, aplikator, pokmas, dan masyarakat untuk terus memningkatkan kordinasi dan kebersamaan. Menurutnya, hambatan yang ada tidak akan terasa berat jika kebersamaan ada. Bupati juga menyampaikan apresiasi yang tinggi untuk jajaran TNI/Polri atas kerja kerasnya membantu penanganan gempa di NTB, khususnya di Lombok Barat.
“Hambatan banyak. Tapi saya yakin tidak ada hambatan yang berat kalau kebersamaan itu ada. Di instansi pemerintah kita terus bersama-sama. Aplikator juga bersama-sama menjalankan tugas sesuai aturan teknis. Demikian juga anggota pokmas, tidak boleh saling menyalahkan. Proses penanganan gempa kalau tanpa keterlibatan TNI, mungkin bisa sampai 10 tahun tidak selesai. Kita ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan TNI,” katanya.
Di Lombok Barat sendiri, data rumah rusak berat sebelum dilakukan validasi kembali tercatat sebanyak 13.942 rumah. Ada 1.579 rumah yang sudaj selesai, dan 6.712 rumah yang masih dalam proses pengerjaan, dan 5.651 rumah yang masih belum tersentuh. Kemudian, dari 12.668 rumah rusak sedang, ada 2.764 rumah yang sudah selesai dikerjakan, kemudian 9.401 rumah yang sedang dalam tahap pengerjaan, dan 503 rumah belum dikerjakan sama sekali. Sedangkan untuk rumah rusak ringan, ada 13.220 rumah yang belum tersentuh sama sekali. (WR)