Presiden Ingatkan Pentingnya Jaga Keberagaman dalam Bingkai Persatuan

1161
Kepala Negara menuturkan, banyak negara yang mencoba mencari tahu bagaimana negara kita mampu menjaga keberagaman yang ada itu menjadi satu dalam bingkai persatuan.

Bogor, Wartantb.com — Saat menerima Pengurus Pusat dan Daerah Al-Irsyad Al-Islamiyyah di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis pagi (16/11/2017) Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa kerukunan di tengah keberagaman suku bangsa di Indonesia menjadi perhatian negara-negara lain.

Indonesia dengan belasan ribu pulau dan ratusan sukunya berulang kali diberitahukan Presiden kepada pemimpin-pemimpin negara yang datang ke Indonesia. Salah satunya ialah kepada Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani.

“Jumlah suku yang 714 itu bukan jumlah yang sedikit. Beliau (Ashraf Ghani) berpesan, hati-hati mengelola keberagaman agama, suku, serta keberagaman adat dan budaya di negaramu. Itu tidak mudah,” ujar Kepala Negara menceritakan.

Di Afghanistan terjadi pertikaian yang disebabkan oleh perpecahan antarsuku dan hingga kini belum selesai.

“Saat itu saya memberanikan diri untuk mengundang kelompok-kelompok di Afghanistan untuk datang ke Indonesia agar melihat ukhuwah islamiyah dan wathoniyah di Indonesia. Insya Allah pada tanggal 20 akhir bulan ini akan datang ke Indonesia,” ucapnya.

Kepala Negara menuturkan, banyak negara yang mencoba mencari tahu bagaimana negara kita mampu menjaga keberagaman yang ada itu menjadi satu dalam bingkai persatuan.

Maka itu, Presiden yang dalam pertemuan itu didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, berpesan agar seluruh pihak untuk dapat menjaga kerukunan di tengah-tengah masyarakat.

“Jangan sampai kita dilihat dan dicontoh (negara lain), tapi di dalam negeri masih gaduh,” lanjutnya.

Salah satunya ialah soal peraturan pemerintah mengenai organisasi masyarakat yang sempat diributkan. Bagi Presiden, sudah menjadi tugasnya untuk tetap menjaga Pancasila sebagai ideologi bagi bangsa dan negara Indonesia.

Para pendiri bangsa ini juga sudah sepakat untuk menjadikan Pancasila sebagai ideologi bangsa.

“Kesepakatan itu sudah final. Kalau masih ada yang anti-Pancasila, masih tidak setuju dengan NKRI, ya maaf. Undang-undang kita jelas sekali menyebutkan itu,” tegas Presiden. (WR-01/H)