Presiden Jokowi Ziarahi Makam Pahlawan Nasional, Maulana Syaikh di Pancor

1631
Karena itu, atas nama keluarga besar NW dan masyarakat NTB, TGB menyampaikan terima kasih kepada presiden karena telah menetapkan Maulana Syaikh sebagai Pahlawan Nasional. Seraya berdoa semoga Presiden Jokowi diberikan kekuatan dan kesehatan dalam menjalankan tugas.

Lotim, Wartantb.com — Presiden RI, Joko Widodo, melakukan ziarah ke makam Pahlawan Nasional asal Nusa Tenggara Barat, Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, di Pondok Pesantren Darunnahdlatain NW Pancor, Kabupaten Lombok Timur, Kamis (23/11/2017).

Presiden tiba di lokasi sekitar pukul 10.15 WITA, disambut pengurus Yayasan Hamzanwadi, yaitu Ummi Hj. Siti Rauhun, didampingi putra putri beliau diantaranya Muhammad Syamsul Lutfi, Dr. Hj. Rohmi Djalilah dan sejumlah  pengurus besar Nahdlatul Wathan Pancor lainnnya. Presiden juga  disambut sholawat dan hadrah oleh ratusan santri ponpes setempat yang kemudian menuju ruang transit yang telah dipersiapkan panitia untuk sejenak mengadakan pertemuan.

Didampingi Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi dan istrinya, Hj. Erica Zainul Majdi serta keluarga besar Maulana Syaikh, Jokowi kemudian begerak menuju kompleks makam dan langsung memanjatkan doa untuk Almarhum Maulana Syaikh. Ziarah tersebut merupakan bentuk penghormatan terhadap salah seorang putra terbaik NTB yang telah berjuang merebut dan mempertahankan serta mengisi kemerdekaan bangsa ini.

Usai berdoa kurang lebih 10 menit di makam tersebut, presiden kemudian menuju Musholla Al Abrar yang letaknya bersebelahan dengan makam tersebut. Di musholla yang menjadi pusat perjuangan Maulana Syaikh tersebut, Presiden menggelar pembacaan Al-Qur’an bersama ribuan santri dan santriwati yang memenuhi musholla.

Saat itu, Presiden menyampaikan bahwa sudah beberapa kali dirinya merencanakan untuk bersilaturahmi dengan keluarga besar NW di Pancor. “Alhamdulillah,  baru kali bisa terlaksana,” ungkap Jokowi disambut  tepuk tangan ribuan santri.

Jokowi juga mengucapkan terima kasih karena ahli waris Maulana Syaikh, Ummi Hj. Sitti Raihun  telah hadir di Istana Negara pada Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional Maulana Syaikh, 9 November 2017 lalu.

Selain itu, Jokowi juga mengingatkan para santri bahwa Indonesia ini merupakan negara besar dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Indonesia jelasnya, memiliki 17 ribu pulau dengan sekitar 704 suku, 1100 bahasa daerah dan 516 kota/kabupaten.

“Ini wajib kita syukuri.  Bersyukur kita hidup dengan persaudaraan yang kuat,” jelas Jokowi. Karennya, Jokowi berharap nilai-nilai persaudaraan ini tetap kita rawat hingga akhir zaman.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Jokowi meminta sejumlah santri dan santriwati untuk menghafal Pancasila dan nama-nama pulau di Indonesia. Galak tawa para santri, termasuk presiden tidak bisa ditahan saat salah seorang santri salah mengucapkan Pancasila.

“Ini bukan karena nggak bisa, tapi grogi berdiri di samping saya,” ungkap Jokowi yang menambah riuhnya suara tawa para santri. Para santri yang dapat menghafal Pancasila dan  nama nama pulau, Jokowi memberinya hadiah sepeda.

Sebelumya, Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas keluangan waktu Presiden Jokowi  mengunjungi dan bersitaurrahim dengan keluarga  besar ponpes NW.  Ponpes tersebut lanjut Gubernur yang  lebih  dikenal sebagai Tuan Guru Bajang (TGB) itu merupakan pusat perjuangan dan pengabdian  Maulana Syaikh  untuk bangsa dan negara.

“Pak Presiden, di musholla ini, berpuluh puluh tahun, Maulana Syaikh mengajar dan berjuang. Mengisi hari harinya di sini dengan perjuangan,” cerita TGB.

Karena itu, atas nama keluarga besar NW dan masyarakat  NTB, TGB menyampaikan  terima kasih kepada presiden karena telah menetapkan Maulana Syaikh sebagai Pahlawan Nasional.  Seraya berdoa semoga Presiden  Jokowi diberikan kekuatan dan kesehatan dalam menjalankan tugas.

“Kehadiran Bapak Presiden ini merupakan penguat bagi kami” pungkasnya.

Presiden kemudian meninggalkan lokasi sekitar pukul 11.00 WITA, menuju Kota Mataram untuk membuka Munas dan Kongres Besar Ulama NU. [WR/H]