BIMA, Warta NTB – Keberadaan Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Roi, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima disorot pemerintah desa, pasalnya setelah lama dibangun kantor ini belum juga memberikan pelayanan hanya dibiarkan kosong dan tak terurus ibarat “Rumah Hantu”.
Keberadaan Pustu yang merupakan bagian integral dari Puskesmas seharusnya dimanfatkan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dalam jaringan pelayanan Puskesmas di setiap wilayah Desa dan kelurahan, namum sepertinya tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh pihak Puskesmas Palibelo dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bima.
Sekretaris Desa Roi Awan Setiawan mengatakan, pembangunan pustu diperkirakan menghabiskan anggran sebesar Rp 200 juta, namun sejak dibangun hingga sekarang belum ada pegawai yang ditempatkan oleh pihak Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bima.
“Kantor ini sudah ada sejak dulu, tetapi tidak ada aktivitas sama sekali, kemana staf dan pegawai, Apakah tidak ada pelayanan di kantor itu sehingga dibiarkan kosong dan tak terurus?,” heranya.
Ia mengaku, telah beberapa kali melakukan komunikasi dengan kepala Puskesmas Palibelo agar menempatkan pegawai yang bertugas di Pustu guna memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, tetapi hingga sekarang belum direspon.
“Saya sudah beberapa kali melakukan komukasi dengan Kepala Puskesmas Palibelo agar bisa menempatkan pegawai yang akan memberikan pelayanan di Pustu, tapi nyatanya tidak ada respon sama sekali,” ungkapnya.
Selaku pemerintah desa, ia menyayangkan jika keberadaan pustu di desa setempat hanya dijadikan pajangan semata dan tidak dimanfaatkan malayani masyarakat. Hal itu dikatakan, sangat sia-sia dan hanya buang-buang anggaran negara.
“Kantor itu ibarat rumah hantu yang tidak berpenghuni, seperti gedung pajangan saja, tidak aktivitas apa-apa dan masyarakat mulai mengeluh, seharusnya pelayanan di Pustu itu berjalan layaknya di pustu-pustu lain,” katanya, Rabu (27/2/2019)
Selain itu, untuk menindaklanjuti harapan masyarakan agar ada pelayan di pustu, pihaknya mengaku telah melayangkan surat kepada Bupati Bima dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bima agar segera menempatkan pegawai di Pustu setempat.
“Kemarin sudah kami layangkan surat kepada Bupati dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bima agar menempatkan pelayan kesehatan di Pustu karena banyak masyarakat yang bertanya keberadaan pegawai dan staf yang bertugas pustu,” terangnya.
Sekedes berharap, ada penjelasan pihak terkait tentang alasan kekosongan pelayanan di pustu karena menurutnya semenjak dibangun hingga sekarang tidak ada pelayanan yang diberikan dan hanya dibiarkan kosong tak terurus.
“Pemerintah daerah dan Dikes harus memberikan penjelasan tentang keberadaan kantor tersebut, jika ada pelayanan kenapa tidak ada pegawai yang memberikan pelayanan. Kalau memang pegawainya malas segera diberikan pembinanaan atau sanksi,” tegasnya.
Sementara itu untuk menanggapi berita ini, Kabag Kepegawaian Dinas Kesehatan Kabupaten Bima yang coba dikonfirmasi wartawan di kantor setempat, Rabu (27/2/2019) belum dapat ditemui dan menurut informasi beberapa pegawai Kabag sedang tugas luar dalam kegiatan BBGRM di Tambora. (WR-Man)