Pontianak, Wartantb.com — Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi yang lebih dikenal dengan sapaan Tuan Guru Bajang (TGB) mengajak umat Islam untuk senantiasa menghiasi hidup ini dengan bersholawat kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Meskipun sholawat itu untuk Nabi, lanjut TGB sejatinya sholawat tersebut diperuntukkan bagi diri seseorang hamba yang mengucapkannya. Sholawat pada hakekatnya merupakan bacaan yang dapat mengamankan sekaligus menguatkan diri seorang hamba di tengah dunia yang penuh hiruk pikuk ini.
“Sholawat itu sejatinya bukan untuk meninggikan Rasulullah yang memang sudah tinggi dan mulia, tetapi membaca sholawat itu adalah untuk meninggikan diri kita di hadapan Allah SWT,” tutur Tuan Guru Bajang di hadapan puluhan ribu jemaah yang hadir di Masjid Kota Pontianak, saat menyampaikan tausiyah pada acara “Kalimantan Barat Bersholawat” bersama Habib Syeikh bin Abdul Qadir Assegaf, Sultan Pontianak IX, Sri Paduka Maulana Syarif Machmud Melvin Alkadrie, SH dan puluhan Habaib se-Kalimantan Barat, Sabtu malam (18/11/2017).
TGH menjelaskan, di samping sebagai penguat dan pengaman hidup, membaca sholawat juga merupakan salah satu bentuk penghormatan dan balas jasa bagi orang yang paling berjasa dalam hidup seorang manusia, yaitu Nabi Besar Muhammad SAW.
Selain bersholawat, istighfar juga merupakan kalimat yang harus senantiasa diucapkan untuk menjadi pengaman dan pembawa berkah hidup kita. Sekaligus untuk memohon ampun atas dosa-dosa yang telah dilakukan, terangnya. Istighfar kata TGB merupakan kalimat yang akan melindungi diri kita dari segalanya macam perbuatan dosa.
Karenanya, TGB mengajak seluruh jamaah untuk senantiasa menghiasi hidup dengan membaca sholawat dan istighfar. Pada saat itu, Gubernur TGB juga menyingung makna dan keutamaan dalam berdakwah. Menurutnya, antara satu muslim dengan muslim lainnya, ketika melaksanakan dakwah, harus senantiasa menguatkan sebagaimana yang dicontohkan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW.
Dalam berdakwah, lanjut Gubernur yang merupakan cucu Pahlawan Nasional, TGKH Zainuddin Abdul Madjid tersebut, seorang muslim harus menyampaikan kabar gembira tentang apa-apa yang menjadi janji Allah kepada hamba yang beriman. Bukan sebaliknya menyampaikan kabar-kabar yang tidak menyenangkan, baru kemudian kabar gembira.
“Dakwah sebagaimana yang diwasiatkan oleh Rasulullah adalah saling menguatkan, saling mendekatkan dan saling menolong, bukan sebaliknya,” tegasnya.
Dengan cara demikian, maka kita akan dapat merasakan bahwa hidup beragama benar-benar membawa kesukacitaan dan kelapangan. “Kita akan bisa berislam dengan kesukacitaan, bukan dengan hati yang resah. Justru Islam hadir membawa kelapangan,” ungkap Gubernur Tuan Guru Bajang. [WR/H]