MATARAM, Warta NTB – Musim kemarau yang berkapanjangan menjadi perhatian pemerintah tidak terkecuali di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Sejak tanggal 19 Oktober kemarin kebakaran hutan terjadi di Gunung Tambora wilayah Kabupaten Dompu dan Bima, dan Gunung Rinjani wilayah Kabupaten Lombok timur dan Lombok Barat.
Lahan HGU milik PT. Sukses Mantap Sejahtera (SMS) yang terletak di Doroncanga areal Taman Nasional Tambora Desa Soritatanga Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu terbakar pada Sabtu sore kemarin, begitu juga dengan kawasan hutan Pelawangan Senaru Kecamatan Bayan Lobar dan Pelawangan Sembalun Lombok Timur mengalami kebakaran.
Khusus di kawan hutan Gunung Rinjani, berdasarkan keterangan Danramil 1615-10/Sembalun Lettu Inf Abdul Wahab, lokasi hotspot Jempong Borok pada koordinat S 08°20’20.4 E 116°28’35.5 bertempat di Pos 4 Pelawangan Kecamatan Sembalun dan sampai saat ini lokasi kebakaran diperkirakan sudah mencapai ribuan hektar.
Hingga Senin (21/10/2019), lanjut Wahab, api masih terlihat jelas dan merembet hingga ke Pos II dan I puncak Gunung Rinjani karena selain tumbuhan dan rumput yang sudah kering, juga didukung angin yang kencang sehingga api bertambah cepat merembet.
Sementara Danramil 1606-02/Bayan Kapten Inf Turmuzi mengatakan pihaknya bersama anggota Polres Lombok Utara melakukan pemadaman di jalur pendakian Senaru Pos 2 dan Pos 3, namun pendakian melalui jalur barat dan jalur timur belum bisa di padamkan.
“Kondisi pendakian di dua tempat tersebut harus ditempu melalui dusun yang berbeda, jalur barat harus melalui Dusun Semokan Desa Sukadana dan jalur pendakian sebelah timur harus naik dari Dusun Torean Desa Loloan Kecamatan Bayan dengan medan yang cukup sulit untuk memadamkan api,” terangnya.
Melihat kondisi tersebut, Komandan Korem 162/WB Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani, S.Sos. SH. M.Han meminta kepada seluruh Dandim jajaran untuk terus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat dan Kepolisian untuk mengambil langkah-langkah kongkret dalam pemadaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
“Kondisi saat ini, kita harus bergerak cepat untuk menanggulangi Karhutla yang terjadi dengan mengerahkan personel bersama-sama dengan Pemda dan Kepolisian serta masyakat bersatu padu dalam penanganan Karhutla,” tegasnya.
Menurutnya, musim kemarau saat ini tidak hanya mengenai kebakaran, namun juga berdampak pada menurunnya debet air sehingga beberapa sumber air akan berkurang.
“Itu juga perlu menjadi perhatian kita bersama, karena dibeberapa wilayah di NTB sudah mengalami kekeringan,” ujarnya, Senin (21/10/2019).
Untuk itu lanjut Alumni Akmil 1993 tersebut, perlu ada penanganan secara terpadu dengan melibatkan seluruh stake holder baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota sehingga masalah Karhutla maupun kebutuhan air bersih bisa ditangani dengan baik.
“Butuh sinergitas secara terpadu dalam penanganan musim kemarau yang mengakibatkan kebakaran dan kekeringan,” jelas Danrem.
Selain Danrem juga meminta kepada seluruh masyarakat agar berhati-hati membakar sisa hasil panen (jerami dan sejenisnya) dan sampah, bila perlu di jaga dan disiapkan air untuk mengantisipasi apabila apinya menjalar ketempat lain. “Demikian juga puntungan rokok, pastikan apinya dalam keadaan padam (mati) baru dibuang,” pungkasnya. (WR)