Wagub NTB: Guru Adalah Pilar Utama

1471
Terkait kiprah PGRI selama ini, Wakil Gubernur menyampaikan apresiasi dan penghargaan, khususnya menyangkut kualitas guru dan mutu pendidikan.

Mataram, Wartantb.com – Wakil Gubernur NTB, H. Muh. Amin, SH.M.Si menyampaikan kualitas pendidikan terus diperbaiki dan dibenahi. Wagub meminta jajaran pendidikan untuk terus memperbaiki kualitas SDM guru serta sarana dan prasaran pendidikan.

“Dunia pendidikan kita harus lebih baik. Hari ini harus lebih baik dibanding kemarin serta pendidikan di masa yang akan datang harus lebih baik di banding hari ini,” tutur Wakil Gubernur saat Puncak Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-71 dan Hari Guru Nasional (HGN) 2016, di GOR Turide Kota Mataram, Minggu (27/11/2016).

Kegiatan yang diikuti ribuan guru tersebut dihadiri juga Ketua DPRD Provinsi NTB dan Walikota Mataram. Turut hadir Rektor Unram dan Kepala Dinas Dikpora Provinsi NTB.Di peringatan yang ke-71 tersebut, PGRI NTB mengusung tema Membangkitkan Kesadaran Kolketif Guru dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan.

Terkait kiprah PGRI selama ini, Wakil Gubernur menyampaikan apresiasi dan penghargaan, khususnya menyangkut kualitas guru dan mutu pendidikan. Menurut orang nomor dua di NTB tersebut PGRI telah banyak menorehkan prestasi bagi dunia pendidikan.

“Pilar utama dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia adalah para guru,” jelas Wagub.

Walapun demikian, Wagub meminta segala permasalahan, baik yang dialami PGRI maupun guru harus disikapi dengan bijak, agar tujuan utama organisasi tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh para guru dan dunia pendidikan.

“Selamat hari PGRI dan Hari Guru, semoga komitmen kita tetap senantiasa kita pelihara dan jaga untuk meningkatkan kualitas anak didik kita di Indonesia dan di Nusa Tenggara Barat,” pungkas Wagub.

Sementara itu, Ketua PGRI Provinsi NTB, Drs. H.Ali Rahim, M.Pd menyampaikan beberapa hal terkait dengan dunia pendidikan saat ini dan masa yang akan datang.

Saat ini menurutnya, dunia pendidikan mengalami krisis kepemimpinan. Hal ini terlihat dari bagaimana semua elemen masyarakat tidak memahami dengan baik kearifan lokal yang ada yang harus dimiliki oleh pemimpin. Karena itu, tugas gurulah yang memberikan pemahaman dan pendidikan tentang kearifan lokal.

“Maka hadirlah ke sekolah dengan hati dan sepenuh hati. Di tangan bapak ibulah bagaimana bangsa ini ke depannya” tuturnya.

Orang nomor satu di PGRI NTB tersebut juga meminta kesabaran guru dalam mendidik dan mengembangkan bakat anak didik, mengingat saat ini tantangan yang dihadapi guru di sekolah semakin besar.

“Anak-anak kita banyak yang melakukan hal-hal yang kurang berkenan di hati kita. Ada tawuran, ada minuman, ada tindakan kekerasan dan lain sebaginya,” jelasnya.

Karena itu, dia meminta kerjasama semua pihak, terutama orang tua murid untuk terus memantau dan mendidik anak-anaknya di rumah, sehingga apa yang dicita-citakan bersama dapat tercapai, bukan malah melaporkan guru-guru ke polisi.

Terkait aspirasi guru, Ali Rahim meminta pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan guru, terutama guru honorer. Hal ini dapat dilakukan dengan mempercepat proses sertifikasi guru bagi yang belum mendapatkannya selama ini.

“Peran antara guru negeri dengan guru swasta sama saja, sama-sama mencerdaskan kehidupan bangsa. Perbedaannya adalah, dimana guru negeri menerima gaji, guru non-PNS hanya gigit jari,” ungkapnya di hadapan ribuan guru yang hadir.

Mengenai program ke dapan, PGRI tengah mengusulkan Undang-undang perlindungan guru. Hal ini menurutnya perlu dilakukan mengingat banyak sekali guru yang masuk penjara karena dianggap melakukan kekerasan terhadap anak didik. Padahal, menurutnya tidak ada niat guru untuk menciderai anak didik, melainkan bentuk pendidikan dan pembinaan oleh guru.

“Kami berharap pemerintah mau mendengar aspirasi kami,” pungkasnya. (Hum)