Wali Kota Mataram Gelar Rakor Mendadak Tangani Dampak Cuaca

1442
Rapat koordinasi digelar sangat mendadak. Begitu mendadaknya, beberapa Pejabat Eselon lingkup Kota Mataram yang diundang datang terlambat atau bahkan tidak dapat hadir.

MATARAM, Wartantb.com – Menyikapi kondisi cuaca Kota Mataram yang belakangan kurang bersahabat, Wali Kota Mataram H. Ahyar Abduh didampingi Wakil Wali Kota Mataram H. Mohan Roliskana dan Sekretaris Daerah Kota Mataram H. Effendi Eko Saswito memanggil seluruh jajaran Camat-Lurah dan Kepala SKPD lingkup Kota Mataram untuk mengikuti rapat koordinasi di Pendopo Wali Kota Mataram pada Selasa petang (20/12/16).

Rapat koordinasi digelar sangat mendadak. Begitu mendadaknya, beberapa Pejabat Eselon lingkup Kota Mataram yang diundang datang terlambat atau bahkan tidak dapat hadir.

Dihadapan seluruh pihak yang hadir, Wali Kota Mataram H. Ahyar Abduh mengatakan bahwa rapat koordinasi mendadak tersebut digelar karena saat ini Kota Mataram tengah menghadapi cuaca yang cukup ekstrim.

Diakui Wali Kota, kondisi cuaca yang terjadi belakangan terjadi diluar dugaan dan baru pertama kali terjadi di Kota Mataram. Yang bila ditelusuri, ada tiga macam penyebabnya yaitu; teknis, lingkungan, dan cuaca sebagai penyebab utamanya.

“Cuaca ekstrim, hujan sangat lebat, yang belum pernah sebelumnya Sungai Ancar meluap, ditambah waktu itu sedang ombak pasang, aliran air terhambat. Untuk itu harus ada solusi-solusi, jangka pendek dan panjang,” ujarnya.

Untuk solusi jangka panjang lanjut Wali Kota, telah diprioritaskan waduk atau embung di wilayah Babakan untuk menangkap air di Sungai Unus. Selain itu Wali Kota juga berencana akan membuat satu kebijakan dengan membentuk Rencana Aksi Antisipasi Banjir.

Sebuah bentuk gerakan yang luas dan fokus untuk menyelesaikan permasalahan banjir di Kota Mataram. Untuk mewujudkan rencana tersebut diperlukan satu kebijakan yang akan menjadi kerangka acuan program dalam lima tahun ke depan, dan akan menyentuh semua sampai ke lingkungan-lingkungan.

Sementara untuk jangka pendek ditekankan Wali Kota, harus segera ada tindakan taktis untuk penanganannya. Karena itu Wali Kota meminta kepada Camat dan Lurah untuk mendata sekaligus memetakan wilayah rawan supaya jelas dan dapat segera ditindak lanjuti.

Selain itu penting pula untuk melakukan tindakan antisipasi, karena diperkirakan cuaca buruk masih akan terjadi sampai dengan bulan Februari 2017. Termasuk angin barat yang kerap membawa dampak di wilayah pinggir pantai.

“Saya minta semua bersiaga, semua dinas dan instansi. Hape jangan sampai mati, standby di wilayah masing-masing,” tegasnya.

Pada kesempatan tersebut, Wakil Wali Kota Mataram H. Mohan Roliskana juga turut menambahkan bahwa semua aparat pemerintahan harus lebih sensitif terhadap persoalan yang tengah dan akan dihadapi di Kota Mataram.

Dirinya meminta kepada seluruh pihak yang hadir dan dinas atau intansi yang memiliki satuan tugas khusus apapun bentuk dan namanya, agar segera bergerak memberi perhatian apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat kondisi cuaca yang bahkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun tidak dapat memastikannya ini.

“Instrumen kita banyak, sumber daya banyak, persiapkan semuanya untuk hadir ditengah masyarakat yang terdampak. Kalau pemerintah hadir, akan meringankan beban psikologis dan menenangkan masyarakat ketika melihat pemerintah sedang bekerja mengatasinya,” tutupnya.

Pembahasan terkait antisipasi bencana juga dilanjutkan dengan seluruh anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopinda) Kota Mataram pada Rabu (21/12/16).

Dalam rapat koordinasi dengan segenap anggota Forkopinda Kota Mataram di ruang tamu Wali Kota Mataram tersebut, Wakil Wali Kota Mataram H. Mohan Roliskana menjelaskan kondisi Kota Mataram terkait kondisi cuaca dan akibatnya yang harus segera mendapat penanganan bersama.

Selain itu Mohan juga meminta pendapat dan masukan dari para anggota Forkopinda khususnya mengenai penanganan jangka pendek terkait dengan dampak cuaca, dimana semua pihak berkomitmen untuk bersama-sama memberi perhatian pada penanganan bencana. (ufi/nyem-humas)